Nasional

Khofifah Tegaskan Peran Penting Kader Muslimat NU Tanggulangi Covid-19

Ahad, 28 Maret 2021 | 14:45 WIB

Khofifah Tegaskan Peran Penting Kader Muslimat NU Tanggulangi Covid-19

Ketua Umum PP Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa. (Foto: dok. NU Online)

Surabaya, NU Online

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kembali akan peran penting seluruh kader Muslimat NU dalam menanggulangi penyebaran Covid-19. Ia menyebutkan lonjakan kenaikan kasus terpapar Covid-19 meningkat setiap seusai liburan, misalnya, libur Isra Mi'raj dan libur Nyepi, kemarin. 


"Jadi, tidak bisa menganggap enteng karena virusnya ada di dalam tubuh manusia manusianya bergerak virusnya juga bergerak droplet sesuatu yang sudah sangat sering kita dengar akan tetapi di antara kita masih sering melonggarkan mengenakan masker," ujar Khofifah, Sabtu (27/3).


Ia menambahkan bahwa proses droplet sekali pun hanya berupa percikan halus infeksi yang ditimbulkan dapat memberi dampak berbahaya. Sayangnya, hal ini meskipun banyak diketahui akan tetapi masyarakat masih abai dalam mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. 


"Ibu-ibu Muslimat ini ayo mengambil peran untuk membawa kabar baik dan antihoaks sehingga pesan-pesan ibu-ibu semua harus berisi pesan-pesan baik, seperti 3M dengan memberi contoh yang konsisten," ungkapnya.


Acara webinar ini menghadirkan juga Ketua Satgas Covid-19 Malang Raya, dr Syifa Mustika, ia membenarkan terjadinya sikap tidak peduli di masyarakat adalah karena disinformasi yang diterima masyarakat dengan menganggap bahwa pandemi itu hanya rekayasa pemerintah. 


"Kalau ibu-ibu ada yang memiliki pemahaman seperti itu rasanya penjelasan saya akan sulit mengubah pola pikir ibu-ibu semua," dengan tegas Syifa mengatakan pada ibu-ibu peserta webinar. 


Kendati demikian, Syifa berharap Muslimat NU dapat mengedukasi masyarakat dengan terus menyosialisakan protokol Covid-19 juga turut berkontribusi mensukseskan vaksinasi di masing-masing wilayah, sesuai dengan misinya Tetap berkhidmah untuk Indonesia berdaulat dan sejahtera. 


"Covid-19 ini adalah penyakit menular dan jelas ada virusnya yaitu Sars-Cov-2," jelas anggota PDNU ini. 


Selain itu, Syifa menerangkan bahwa dari 8 milyar populasi penduduk seluruh dunia, sebanyak 127 juta sudah terinfeksi Covid-19 dengan angka kematian 2,7 juta jiwa, akan tetapi kata Syifa, angka tersebut bila dibandingkan dengan angka kesembuhan 100,2 juta, angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan pada orang yang terinfeksi Covid-19 itu lebih banyak dari pada yang meninggal. 


Namun, dirinya tetap menekankan pada masyarakat untuk tetap waspada dan selalu mematuhi kebijakan Covid-19 yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk keselamatan bersama.


"Coba bayangkan bagaimana kalau covid ini menyerang keluarga, anak, bu Nyai atau pak Yai yang kebetulan sedang sakit dan menyebabkan kematian bagaimana perasaan kita? Nah, ini yang harus kita pahami," ungkapnya. 


Muslimat NU di usianya yang kini menginjak 75 tahun, Syifa mengingatkan kepada ibu-ibu Muslimat untuk terus menyuarakan Pesan Ibu dan Ayo Vaksin yang menjadi tagline Harlah di tahun ini. 


"Vaksin itu penting karena mencegah lebih baik daripada mengobati karena obatnya pun belum ada, vaksin itu aman dan efektif jadi tidak perlu khawatir," terangnya, Sabtu (27/3)


Menurutnya pemberian vaksin ini aman untuk kelompok beresiko dan lansia, "Dan sekarang vaksin sudah masuk sehingga kita harus menyiapkan diri menyiapkan mental jangan was-was dan khawatir karena tujuannya kita harus bisa mengatasi pandemi ini secara bersama," imbuh perempuan lulusan kedokteran Universitas Brawijaya ini. 


Selain itu, Syifa menghimbau ketika mendapati keluhan-keluhan Covid-19 untuk tidak menyembunyikan melainkan harus segera diperiksa karena Covid-19 bukanlah aib yang perlu ditutup-tutupi. 


"Nah, ini walaupun vaksin sudah mulai tapi masih butuh waktu sehingga tetap harus 3 M (memakai masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan) apalagi mendekati bulan Ramadan mudah-mudah pandemi ini segera diangkat dari muka bumi," harapnya. 


Syifa kembali mengingatkan bahwa melakukan vaksin di bulan Ramadhan itu tidak membatalkan puasa, oleh karenanya selain beristiqomah melaksanakan protokol kesehatan memakai masker, pandai dalam memilah dan memilih informasi juga merupakan bagian dari ikhtiar mengatasi pandemi. 


"Saya berharap dari Muslimat NU kita memiliki pola pemikiran yang cerdas dan mendukung program pemerintah," pungkasnya. 


Kintributor: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad