Nasional HALAL BI HALAL PBNU

KH Ma’ruf Amin Rancang Program Santri ‘Gus Iwan’

NU Online  ·  Selasa, 25 Juni 2019 | 01:31 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai calon Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin merancang program pemberdayaan bagi santri di pesantren. Pemberdayaan meliputi aspek agama, kemanusiaan, dan ekonomi.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menggagas apa yang disebutnya Santri ‘Gus Iwan’ yang merupakan kepanjangan dari Santri Bagus, Pintar Ngaji, dan Usahawan.

Menurutnya, karakter komplit pada diri santri harus dibentuk, termasuk membangun bisnis dengan menjadi usahawan. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam membangun pemberdayaan ekonomi umat yang saat ini juga sudah berjalan.

“Makanya kita mau membangun yang namanya ‘Gus Iwan’. Apa itu ‘Gus Iwan’? Santri Bagus, Pinter Ngaji, Usahawan,” ujar Kiai Ma’ruf Amin, Senin (24/6) disambut gemuruh dan tepuk tangan undangan yang hadir dalam halal bi halal PBNU.

Jadi, sambungnya, Gus Iwan itu pasti NU. Santrinya, santri milenial. Dia santri, pinter ngaji tetapi juga usahawan. Ia mendorong Nahdliyin untuk kembali pada prinsip ke-NU-an.

“Tentu semangatnya ialah bagaimana membangun sumberdaya manusia NU yang handal agar bisa memberikan kontribusi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.

Saat ini pesantren NU yang tersebar di seluruh Indonesia tidak kurang dari 33.000 pesantren yang mengelola sejumlah satuan pendidikan serta pemberdayaan ekonomi. Potensi pemberdayaan ekonomi umat melalui pesantren merupakan upaya strategis karena pesantren mempunyai hubungan erat dengan kehidupan masyarakat sekitar.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan warga NU tidak boleh putus asa dari keinginan mencapai cita-cita yang baik. Pasalnya, cita-cita yang baik (himmah) tidak berdasarkan nafsu.

Cita-cita yang besar untuk kepentingan agama sangat dianjurkan. Berbeda dengan keinginan duniawi yang hanya berlandaskan nafsu, lanjutnya. Namun demikian, jika sukses dunia atau ekonomi dengan tetap niat yang baik, hal itu sesuai anjuran agama. 

Oleh karena itu, Kiai Said juga mendorong agar warga NU maju secara ekonomi. Dalam bidang kepemimpinan atau organisasi, Kiai Said bahkan mendorong agar pengurus NU di masa depan lebih baik daripada saat ini. 

"Jangan seperti saya. Saya ini bahasa Inggris tidak bisa," candanya. Untuk itu, pengurus dan warga NU saat ini jangan berkecil hati.

Hadir dalam acara halal bi halal tersebut Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar beserta para pengurus Syuriyah lainnya. Hadir juga sejumlah menteri kabinet kerja, para ulama dan habaib serta keluarga besar Nahdlatul Ulama. (Fathoni)