Nasional

KH Ma’shum Lasem, Ulama Paripurna Pencetak Kader-Kader Ulama

Sen, 29 Januari 2024 | 07:00 WIB

KH Ma’shum Lasem, Ulama Paripurna Pencetak Kader-Kader Ulama

KH Ma'shum Lasem. (Foto: dok. NU Online)

Rembang, NU Online

Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin menyebut sosok KH Ma’shum Ahmad Lasem sebagai ulama yang paripurna dan patut dijadikan sebagai teladan. Pernyataan ini ia sampaikan dalam acara Haflah Khatmil Qur’an wal Kutub, Rajabiyyah, Haul Para Sesepuh, dan Harlah ke-101 Nahdlatul Ulama yang digelar oleh Pesantren Kauman Lasem, Rembang, Jawa Tengah pada Sabtu (27/1/2024).


“Saya menyebut beliau itu al-Alimul ‘Allamah al-‘Arif billah ad-Da’i ilallah Syaikhuna wa Qudwatuna Mbah Kiai Ma’shum ini adalah ulama yang kharismatik, ulama yang sangat komplit, paripurna, yang patut menjadi contoh bagi kita,” ucap Kiai Ma’ruf.


Kiai Ma’ruf juga menyebut bahwa Lasem merupakan tempat lahirnya para ulama atau manba’ul ulama. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ulama yang muncul dari Pesantren Lasem ini.


“Di Lasem ini, saya menyebutnya juga dari dulu ini merupakan manba’ul ulama, tempat melahirkan para ulama,” ungkapnya.


“Saya tahu banyak ulama yang lahir dari pondok lasem ini, banyak pimpinan-pimpinan pesantren, menteri agama saja paling tidak ada tiga menteri agama yang alumni dari pondok Lasem ini. Prof Mukti Ali, Prof Saifuddin Zuhri, dan Kiai Ilyas. Paling tidak menteri agama saja sudah tiga,” ujar dia.


Selain itu, Kiai Ma’ruf mengatakan bahwa sosok Mbah Ma’shum juga termasuk kategori ulama yang berhasil melakukan kaderisasi ulama.


“Jadi beliau sebagai ulama telah melakukan apa yang disebut ya’dadul mutafaqqihina fiddiin, menyiapkan para orang-orang yang paham agama,” jelasnya.


“Kenapa itu perlu dilakukan? Karena para ulama-ulama sepuh dari generasi ke generasi itu akan hilang, wafat. Kalau tidak ada penggantinya ini akan terjadi fatrah, kekosongan,” imbuhnya.


Tak hanya sebagai kiai yang berhasil mencetak ulama, Kiai Ma’ruf menyebut bahwa sosok Mbah Ma’shum juga termasuk ulama yang melakukan gerakan dakwah yang bisa membuat umat menjadi semakin baik.


“Saya tahu beliau selain juga menjadi pimpinan pesantren yang terus mencetak ulama, beliau juga muslihul ummah, ad-da’i ilallah, terus berdakwah, terus melakukan islahul ummah,” bebernya.


“Karena masalah islah ini bukan masalah gampang, masalah besar. Oleh karena itu, beliau bersama para ulama, bersama Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan lain-lainnya, yaitu mendirikan organisasi, jamiyah Nahdlatul Ulama,” kata Kiai Ma’ruf.


Dalam acara yang dihadiri oleh ratusan tamu undangan ini, Kiai Ma’ruf juga mendorong agar para ulama bisa menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat.


“Masalah-masalah kedokteran, masalah-masalah ekonomi itu harus dijawab semua oleh para ulama. Karena itu, kita harus menyiapkan ulama-ulama yang mampu menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, baik itu persoalan baru ataupun persoalan lama yang mengalami perubahan di zaman ini,” bebernya.


“Orang alim itu diibaratkan sebagai bulan purnama, sinarnya luas sekali. Seperti mbah ma’shum, itu dia memberi sinar ke mana-mana, sinarnya luas sekali, manfaatnya besar. Itulah kelebihan orang alim, jadi bukan hanya dirinya sendiri, bukan hanya lingkungannya, tapi juga keluar,” tambahnya.