Nasional

Ketum PBNU Tegaskan Nahdlatul Ulama Miliki Misi Internasional

Rab, 7 April 2021 | 07:00 WIB

Ketum PBNU Tegaskan Nahdlatul Ulama Miliki Misi Internasional

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa NU memiliki misi internasional. Hal tersebut diungkapkan karena Forum Afkar 2021 Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, akan diisi oleh para presenter dan pembahas dari kalangan intelektual untuk mendiskusikan persoalan Islam di kancah mancanegara.


Dalam forum tersebut, terdapat 20 naskah yang dikirim para presenter. Mereka berasal dari kampus atau lembaga negeri dan swasta di Indonesia, serta kampus agama dan kampus umum. Naskah-naskah itu berkaitan dengan tema Islam Asia Tenggara, Populisme, dan Tantangan Global.


“Ini kesempatan luar biasa bagaimana kita bisa mengkaji 20 naskah dengan berbagai tema agar bisa bermanfaat lagi. Di samping manfaat untuk internal atau domestik NU dan nasional, juga bagaimana kita bisa memberikan atau menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk dunia internasional. Itu artinya NU punya misi internasional,” ujar Kiai Said dalam pembukaan Forum Afkar 2021 Lakpesdam PBNU secara virtual, pada Rabu (7/4).


Misi internasional itu diemban karena NU memiliki prinsip tri ukhuwah yang salah satunya adalah ukhuwah insaniyah. NU tidak hanya berperan soal ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah saja tetapi juga bicara mengenai persaudaraan kemanusiaan.


“Itu artinya NU punya misi internasional. Barakah, manfaat, dan maslahat untuk peradaban dunia,” tegas Pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan ini.


NU sebagai kiblat peradaban Muslim dunia


Kiai Said berharap, NU dengan Islam Nusantara mampu menjadi kiblat peradaban umat Muslim di dunia. Berkat NU, keberagamaan di Indonesia masih dapat dijaga persatuan dan kesatuannya. Sementara dunia Islam di luar negeri banyak yang mengalami kehancuran.


“Kita harapkan dengan Islam Nusantara ini menjadi qiblatul muslimin tsaqfatan wa hadaratan. Kiblatnya umat Islam dunia, bukan kiblat shalat, tapi kiblat peradaban. Ketika sekarang ini, lihat keadaan di dunia luar, umat Islam berada di titik nadir, bangkrut, dan carut-marut tidak karuan, alhamdulillah kita di Indonesia masih bangga dengan persatuan dan kesatuan kita, dengan stabilitas kita, berkat ada NU,” jelas Kiai Said.


“Insyaallah dengan ide gagasan Islam Nusantara Indonesia menjadi qiblatul muslimin tsaqafatan wa hadaratan. Mudah-mudahan Afkar Forum 2021 ini bisa mendorong gerakan intelektual kita warga NU dan generasi NU terutama,” harapnya.


Sejalan dengan Kiai Said, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa NU memiliki semangat konsensus dalam menyelesaikan problematika masyarakat global. Hal ini dilandasi pada Rasulullah yang mengajak pada sebuah kesepakatan bersama, ta’alaw ila kalimatin sawa’. Ia menyebut bahwa Ahlussunnah wal Jamaah sendiri juga merupakan upaya konsensus dari pertarungan politik dan liarnya pergulatan wacana keagamaan.


“Kalau kita lihat, yang dibutuhkan adalah upaya untuk membangun konsensus. Kalau sekularisme memandang agama sebagai masalah, maka respons kita adalah seharusnya respons untuk menemukan titik temu, bukan untuk menghancurkan, bukan untuk mengalahkan,” tegas Gus Yahya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin