Daerah

Nyantri Keren, Cara Fatayat NU di Cianjur Temukan Pendakwah Andal

Rab, 7 April 2021 | 06:30 WIB

Nyantri Keren, Cara Fatayat NU di Cianjur Temukan Pendakwah Andal

Nyantri Keren merupakan upaya PC Fatayat NU Cianjur menemukan daiyah andal. (Foto: NU Online/S Novi N)

Cianjur, NU Online

Media dakwah terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Jika dahulu terbiasa mengaji ke surau selepas adzan Maghrib, mendengar ceramah dari dai kondang hanya saat ada acara tertentu seperti hajatan, rajaban atau maulid Nabi, maka saat ini tidak demikian. Semua bisa mendengar atau menyaksikan ceramah hanya dengan membuka sebuah situs atau aplikasi di gawai.

 

Berangkat dari kondisi tersebut, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Cianjur Jawa Barat melakukan terobosan. Yang dilakukan adalah bagaimana dakwah dapat dilakukan melalui berbagai media. Dan lewat Fordaf atau Forum Daiyah Fatayat, digelarlah kegiatan Nyantri Keren. Acara ini diperuntukkan bagi para kader dakwah  perempuan muda di kawasan setempat.

 

“Kegiatan bertujuan mencetak para daiyah profesional yang berpemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah atau Aswaja serta mempunyai kreativitas dalam menyampaikan dakwah di era digital,” kata Ketua Fordaf PC Fatayat NU Cianjur, Selasa (6/4).

 

Disampaikan bahwa program Nyantri Keren ini telah berlangsung selama tiga bulan. Dimulai 15 Februari 2021 yang dibuka secara langsung oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)  Kabupaten Cianjur, KH.Choirul Anam MZD. Acara dipusatkan di Aula kantor setempat.

 

“Penutupan Nyantri Keren dilaksanakan pada Selasa di Pondok Pesantren PPI Al-Halim Bojongherang Cianjur,” kata Siti Novi Nafisah.

 

Dikemukakan bahwa Nyantri Keren merupakan pelatihan dakwah yang sudah dilaksanakan selama 3 bulan dengan sembilan materi berbeda.

 

Sembilan materi pada kegiatan ini meliputi wawasan kebangsaan, wawasan keaswajaan, kitab Uqudulujain, akhlak dalam perspektif Aswaja, manajemen keluarga, hukum Islam terkait terorisme dan radikalisme,

 

“Juga ada public speaking dalam komunikasi dakwah, reproduksi perempuan dalam fiqih, dan dakwah dalam dunia digital,” urai mahasiswa Pascasarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari  PTIQ ini.

 

Ditambahkan, peningkatan peran pendakwah perempuan di masyarakat sangat dibutuhkan, Oleh karena itu dengan adanya kegiatan dan pelatihan dakwah ini diharapkan para daiyah dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam dunia dakwah baik di masyarakat secara langsung atau pun di dunia digital.

 

“Terutama dalam membentengi paham Ahlussunnah wal Jama’ah dan menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” ujarnya.

 

Mustasyar PCNU Kabupaten Cianjur, KHR Abdul Halim berbagi pengalaman selama 40 tahun berikhidmat di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur.

 

“Dai harus membawa umat kepada jalan sederhana dan memberikan kemudahan agar manusia selalu mengingat Allah,” ujar ulama kharismatik yang kini berusia 90 tahun tersebut.

 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam berdakwah, seorang dai harus mencari kalimat yang paling baik. Dan terutama seorang dai harus menjalankan apa yang disampaikan kepada orang lain.

 

“Orang yang paling jelek ialah orang yang mengajak kepada kebaikan, tapi dia tidak melakukannya”, ujarnya.

 

Acara diakhiri pembagian sertifikat kepada seluruh peserta Nyantri Keren yang berjumlah 16 orang. Kemudian peserta diwajibkan untuk membuat video dakwah dan portofolio rangkuman dari materi yang akan diserahkan kepada Fordaf Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU  Jabar sebagai bahan evaluasi.

 

 

Penulis: Siti Novi Nafisah

Editor: Ibnu Nawawi