Nasional

Ketum PBNU Nilai Pemerataan Ekonomi Persoalan Mendesak

NU Online  ·  Kamis, 22 Desember 2016 | 00:00 WIB

Surabaya, NU Online
Perekonomian tumbuh hanya dinikmati oleh segelintir orang, terutama para pemodal besar dan konglomerat dengan menumbuhkan pasar modern. Kondisi ini menekan pertumbuhan ekonomi rakyat kecil yang selama ini menjadi penopang perekonomian nasional.

Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menilai bahwa pemerataan ekonomi menjadi persoalan yang krusial untuk diselesaikan oleh pemerintah. Sebab itu, ekonomi Islam Nusantara yang diusung oleh NU memberikan semangat pertumbuhan ekonomi rakyat.

“Jangan sampai perkonomian hanya dinikamti oleh para konglomerat dan kelompok itu-itu saja karena hal ini dapat menciptakan kesenjangan lebar sehingga krisis akan terjadi,” ujar Kiai Said.

Sebab itu, menurutnya, perhelatan NU Expo yang berlangsung di Surabaya, Rabu-Sabtu (21-24/12) sebagai jawaban NU untuk mendorong produk-produk ekonomi rakyat. 

Menurutnya, melalui perhelatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Perekonomian (LP) PBNU ini, pemerintah, BUMN, dan swasta dapat bersinergi dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh warga NU dan pesantren untuk mewujudkan pemerataan.

Sebelumnya, Wakil Ketua LP PBNU Jaenal Effendi menegaskan, tema Islam Nusantara yang diusung dalam NU Expo kali ini untuk mempertegas peran NU dalam rangka memperkuat perekonomian rakyat kecil dan menengah.

“NU Expo juga bertujuan untuk memetakan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki warga NU selama ini,” jelasnya.

Dari pemetaan tersebut, lanjutnya, pihaknya kemudian akan melakukan pengembangan dan treatment apa yang tepat terhadap pelaku UMKM dan potensi ekonomi pesantren. Hal ini kemudian diarahkan kepada para mitra usaha seperti pemerintah, BUMN, maupun swasta untuk melakukan sinergi.

“Dalam kegiatan ini, sinkronisasi program menjadi sangat penting antara pelaku usaha dan mitra kerja agar terbangun sistem perekonomian rakyat yang kuat,” terang Jaenal. (Fathoni)