Nasional

Ketum PBNU Ingatkan RMINU Berperan dalam Dua Hal

NU Online  ·  Kamis, 3 Desember 2015 | 19:22 WIB

Jakarta, NU Online
Merujuk pada sebuah ayat dalam al-Qur'an, Ketau Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) atau asosiasi pesantren NU untuk berperan dalam dua hal utama.
<>
"Pertama yatafaqqahu fiddin dan kedua liyunndziru qaumahun," katanya di hadapan para pengurus RMINU se-Indonesia di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya, Kebonjeruk, Jakarta Barat,.Kamis (3/12) petang.

Menurut Kang Said, sapaan akrabnya, fungsi yatafaqqahu fiddin atau mencetak kader ulama mumpuni mesti selalu diaktualisasikan. Hal ini sesuai dengan redaksi yatafaqqahu yang menggunakan fiil mudlari' (present continuous). "Jadi harus terus menerus pemahaman keislaman itu dikontekstualisasikan," imbuhnya dalam forum Raker dan Rakornas tersebut.

Sedangkan fungsi yundziru qaumahaum berarti RMINU mendorong pesantren-pesantren untuk berperan sebagai "pengingat" kepada masyarakat demi kemaslahatan bersama. Peran kedua ini termasuk perluasan dari peran mendidik santri dalam hal pemahaman agama.

Kiai asal Cirebon ini menyampaikan, pesantren merupakan esensi Nahdlatul Ulama. NU tanpa pesantren, katanya, tidak berarti apa-apa. "Tema 'Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia' pada Muktamar NU di Jombang dulu itu, Islam Nusantara yang dimaksud sebenarnya adalah Islam pesantren," tuturnya.

Kang Said mengingatkan bahwa hubungan antarpesantren harus bukan merupakan hubungan persaingan, melainkan relasi saling menunjang untuk memberi manfaat secara bersama-sama bagi umat. Ketum PBNU juga memotivasi para pengurus yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia itu agar mempersiapkan generasi yang kuat, bukan generasi yang lemah.

Rapat kerja (Raker) dan rapat koordinasi nasional (Rakornas) RMINU berlangsung 3-5 Desember 2015 dengan mengusung tema "Meneguhkan Pesantren sebagai Basis Pendidikan dan Kemandirian Umat". (Mahbib)