Nasional

Kesaksian Warga Saat Hilangnya Sebuah Kampung Akibat Gempa Palu

NU Online  ·  Rabu, 3 Oktober 2018 | 15:15 WIB

Kesaksian Warga Saat Hilangnya Sebuah Kampung Akibat Gempa Palu

Ridwan (berkaos putih)

Jakarta, NU Online
Kelurahan Balaroa di Kota Palu, Sulawesi Tengah termasuk kampung yang mengalami dampak parah akibat gempa dan tsunami yang terjadi Jumat (28/9). 

Berdasarkan citra satelit tanggal 17 Agustus dan 1 Oktober, memperlihatkan betapa drastisnya perubahan kampung tersebut. Kampung yang semula tampak rapi, begitu datang gempa dan tsunami, menjadi luluh lantah. 

Sebagian besar tanah dan bangunan ikut amblas akibat likuifaksi, menyebabkan publik menyebut Balaroa, selain Patebo, sebagai kampung yang hilang.

Peristiwa amblasnya bangunan dan tanah di Balaroa masih menimbulkan trauma bagi sebagian besar warga. Seorang warga, Ridwan menceritakan bangunan runtuh seperti yang terjadi hari itu, baru saat itu ia saksikan.

“Bangunan bukan hanya retak tapi hancur dan amblas,” kisah Ridwan seperti dalam rekaman video yang dikirimkan Tim NU Peduli kepada NU Online, Rabu (3/10).

“Banyak juga rumah tingkat, amblas dan rata dengan tanah. Atap itu sudah ambruk kiri kanan,” sambung Ridwan.

Kala itu Ridwan bisa selamat karena tengah melayat seorang kerabatnya yang meningal dunia. Ada ratusan orang yang melayat kerabat Ridwan. Sebagian besar warga yang melayat juga menjadi korban gempa hari itu. Hanya sedikit warga yang selamat, yaitu mereka yang berada di depan lapangan dan pinggir jalan dekat rumah duka.

“Yang di dalam rumah ada ratusan, meninggal semua. Yang di muka (depan) lapangan ada puluhan bisa selamat,” tutur Ridwan.

Ia juga menceritakan banyak jenazah korban gempa di Balaroa yang belum dievakuasi. Proses evakuasi terkendala minimnya alat berat, selain memang banyak warga yang tertimbun bersama rumah dan tanah yang amblas. (Kendi Setiawan)