Nasional

Kepada Mendikbud, Ketum PBNU Sampaikan Prinsip Cinta Tanah Air KH Hasyim Asy'ari

Kam, 22 April 2021 | 11:30 WIB

Kepada Mendikbud, Ketum PBNU Sampaikan Prinsip Cinta Tanah Air KH Hasyim Asy'ari

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan pengurus PBNU lainnya saat menerima kunjungan Mendikbud Nadiem Makarim, Kamis (22/4). (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan slogan masyhur tentang cinta tanah air yang dicetuskan oleh Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari yaitu hubbul wathan minal iman (cinta tanah air bagian dari iman). Hal itu Kiai Said sampaikan kepada Mendikbud Nadiem Makarim saat sowan ke PBNU terkait kontroversi Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud.


"Jargon hubbul wathon minal iman Hadhratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1914 melandasi umat Islam Indonesia ini dalam konteks tidak membentur-benturkan agama dan negara, bahwa agama dan negara ini bisa beriringan, sejalan tanpa harus dipertentangkan," ujar Kiai Said saat berbincang dengan Nadiem Makarim di lantai 3 PBNU, Kamis (22/4).


Dalam kunjungan ke PBNU, Mendikbud Nadiem berkomitmen untuk memperbaiki dan merevisi total buku Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud yang tidak mencantumkan nama KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


"Kita akan segera merevisi. Ada berbagai banyak kekeliruan, bukan hanya dari perspektif NU, kita sudah menemukan banyak ketidaklengkapan yang akan segera kita selesaikan revisi kamus sejarah ini," tegas Nadiem saat jumpa pers.


Nadiem tidak menafikan bahwa kamus sejarah dan sejarah (tokoh-tokoh NU) merupakan identitas Indonesia. "Kita tidak tahu Indonesia akan dibawa ke mana kalau tidak mengetahui kita datangnya dari mana," ungkap dia.


Mendikbud Nadiem berkunjung ke PBNU ditemani oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Ia diterima dengan hangat oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dan pengurus PBNU lainnya, termasuk Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, HZ Arifin Junaidi serta Direktur Wahid Foundation Hj Yenny Wahid.


Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari.


Namun secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam kamus tersebut, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook justru dimasukkan. Diceritakan Van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 dan meninggal di L’llla de Sorga, Perancis 10 Mei 1965.


Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga dimasukkan dalam kamus. Tokoh lain yang justru ditemukan adalah tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet. Amien Rais dan Abu Bakar Ba’asyir juga tertulis di dalam kamus tersebut, sedangkan Gus Dur tidak ada.


Sebagai oleh-oleh, PBNU memberikan cinderamata berupa Ensiklopedia Nahdlatul Ulama kepada Mendikbud Nadiem Makarim.

 

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan