Jombang, NU Online
Sosok almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur begitu komplit. Selain alim, humoris, cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asy'ari itu juga diketahui sangat rendah hati dan sosok yang ramah antar sesama.Â
Salah satu di antara sikap rendah hati juga keramahannya dapat dilihat saat Gus Dur diundang oleh warga desa dalam beragam kegiatan yang diselenggarakan warga. Gus Dur diketahui selalu menghadiri undangan tersebut meski kegiatan hanya sebatas kegiatan biasa-biasa saja. Seperti selamatan dan sejenisnya.
"Makanya saya baru ngerti sekarang kenapa Gus Dur diundang mushalla atau pengurus Ranting NU selalu datang," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj di Tambakberas dalam pekan ini.
Meski Gus Dur merupakan ulama besar, imbuhnya, namun ia tak pernah sungkan berbagi ilmu, humor dan seterusnya dengan warganya meski mereka adalah merupakan warga yang sangat biasa seperti warga di desa-desa pada umumnya.
Kiai Said mengatakan, kalau merujuk pada pendapat ahli psikologi Abraham Maslow asal Amerika bahwa seseorang yang pengetahuannya atau ilmunya kian tinggi hingga mencapai puncaknya, maka akan merasakan kesepian.
Oleh karenanya, papar Kiai Said, Gus Dur yang menurutnya adalah sosok yang dianggap lebih dari pintar tidak memiliki teman yang ilmunya sepadan dengan dirinya. Hingga harus berbaur dengan masyarakat yang ada di desa-desa.
"Beliau cari teman, cari hiburan itu, kalau di Jakarta pening kepalanya sudah tidak ada lawannya. Makanya sering ke bawah ketemu kiai-kiai kampung," ungkap Kiai Said. (Syamsul Arifin/Muiz)