Nasional

Kemlu RI Sebut Ada 143 WNI yang Menetap di Palestina dan Israel

Jum, 13 Oktober 2023 | 16:30 WIB

Kemlu RI Sebut Ada 143 WNI yang Menetap di Palestina dan Israel

Kepulan asap akibat gempuran Israel terhadap wilayah Gaza, 8 Oktober 2023 lalu. (Foto: AFP)

Jakarta, NU Online

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebut ada 143 warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan menetap di Palestina dan Israel. Hal itu disampaikan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha saat Press Briefing Kementerian Luar Negeri RI Perkembangan Situasi Palestina-Israel pada Jumat (13/10/2023).


Secara rinci, Judha menyampaikan bahwa 143 WNI itu tersebar di sejumlah wilayah, yakni 10 WNI tinggal menetap di Gaza, 39 menetap di Tepi Barat dan sekitarnya, dan 94 pelajar di wilayah Israel.


Ia juga mengimbau kepada mereka untuk dapat keluar dari negara tempat mereka menetap agar mendapatkan keamanan. "Kita mengimbau warga negara kita untuk segera meninggalkan wilayah tersebut," katanya.


Dalam catatannya, ada juga WNI yang masih masuk ke wilayah konflik tersebut. Hal ini tentu sangat membahayakan keselamatan mereka. Karenanya, ia meminta kepada WNI agar mengurungkan sementara niatnya untuk mengunjungi wilayah konflik itu.


"Bagi WNI yang memiliki rencana untuk melakukan kunjungan termasuk ke dua wilayah tersebut agar menunda perjalanannya," ujarnya.


Judha juga melakukan komunikasi dan menjalin pertemuan virtual dengan seluruh WNI di sana untuk mendapatkan informasi terbaru berkaitan situasi keamanan mereka di sana, termasuk penanganan evakuasi.


"Kami melakukan briefing langkah-langkah proses evakuasi yang akan dilakukan," katanya.


Sebelumnya, ia menyampaikan bahwa Kemlu langsung berkoordinasi dengan pihak perwakilan Indonesia di negara-negara sekitar sejak mula perang pecah, yakni dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, Yordania; KBRI Kairo, Mesir; KBRI Damaskus, Suriah; dan perwakilan di Jenewa, Swiss. Pihak perwakilan ith juga berkoordinasi intensif dengan counterpart masing-masing, termasuk dengan pihak keimigrasian di wilayah negara mereka.


Sebelumnya, PBNU juga menyerukan kepada umat Islam dan warga Nahdlatul Ulama untuk melakukan shalat ghaib dan doa bersama guna mendoakan arwah yang meninggal disebabkan eskalasi kekerasan serta mendoakan agar jalan perdamaian dan keadilan dapat segera diwujudkan.


Selain itu, PBNU juga menyerukan agar inspirasi agama tentang rahmah dan persaudaraan, serta keadilan universal lebih dikedepankan dalam upaya resolusi konflik. Pun seruan keagamaan dan identitas tidak digunakan dalam memupuk kebencian. 


PBNU juga menyerukan agar Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menggunakan veto dalam membela salah satu pihak dalam tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan tersebut. 


Kepada masyarakat internasional, PBNU juga meminta agar bertindak tegas dan adil dalam menyikapi eskalasi konflik Israel-Palestina.