Kemenkominfo RI: Tahun 2030, Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju
NU Online · Selasa, 25 Juni 2019 | 02:00 WIB
Jakarta, NU Online
Saat ini, pilar demokrasi bertambah. Semula hanya eksekutif, yudikatif, dan legislatif, serta pers. Kini, ditambah dengan media sosial. Media sosial merupakan salah satu bagian dari pilar demokrasi itu lantaran dijadikan atau dimanfaatkan untuk tujuan politik.
"(Media sosial) bisa positif dan juga negatif. Tapi sekarang justru akses negatif yang begitu besar," kata Sekretaris Jenderal Kemenkominfo RI, Rosarita Niken Widiastuti, dalam acara Nusantara Millenial Summit yang digelar oleh Pimpinan Pusat IPPNU, di The Media Hotel and Tower, Jakarta, Sabtu (22/6).
Padahal, menurut Niken, kalau dalam kondisi damai, Indonesia diprediksi oleh salah satu lembaga survey internasional, dalam jangka waktu sembilan tahun lagi atau pada 2030, bisa menjadi negara maju kelima di dunia.
Indonesia bisa mencapai hal tersebut jika pertumbuhan ekonomi di atas lima persen, yang saat ini justru di kisaran 5,12 persen. Kemudian kondisi politik yang stabil, dan nilai-nilai toleransi masyarakat yang sangat kuat.
"Kalau itu bisa diwujudkan, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa menduduki tempat di atas Rusia, Jerman, dan Inggris," jelas Niken di hadapan kader dan pengurus IPPNU se-Indonesia dengan memaparkan data-data melalui powerpoint.
Niken bertutur, tanda-tanda untuk menuju Indonesia sebagai negara maju sudah terlihat. Salah satu contohnya adalah suksesnya perhelatan Asian Games pada 2018 lalu. Dalam perhelatan Asian Games sebelumnya, Indonesia hanya berhasil menduduki peringkat di urutan ke-17 dengan perolehan empat medali emas. Namun, dengan keseriusan pemerintah dan upaya dari masyarakat serta berbagai unsur yang lainnya, Indonesia mampu mencapai urutan keempat dengan 31 perolehan medali emas.
"Ini adalah salah satu indikator," kata Niken, disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.
Contoh lain, saat perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok, banyak negara yang lantas kesulitan ekonomi. Namun Indonesia tetap stabil dengan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
Karena itu, lanjut Niken, bagaimana kemudian bangsa Indonesia ini mampu mengurangi atau meniadakan konflik serta membangun perdamaian?
Saat ini Indonesia dihadapkan pada tantangan kemajuan teknologi atau era revolusi industri 4.0, atau bahkan 5.0. Karenanya, pemerintah benar-benar mempersiapkan generasi muda untuk bisa masuk dan mengambil manfaat dari perkembangan teknologi tersebut.
Kemenkominfo RI, misalnya, menyediakan beasiswa bagi 25 ribu generasi muda melalui program digital talent classic.
"Adik-adik punya peluang untuk kami didik menjadi ahli digital dengan berbagai mata kuliah. Salah satunya adalah cyber security," tukas Niken yang menjadi narasumber galawicara bersama Alissa Wahid, Addie MS, dan Ulil Abshar Abdalla.
Ia menegaskan, semua infrastruktur sudah dipenuhi oleh pemerintah untuk menunjang kemajuan negara. Jika Kementerian PUPR telah membuat jalan tol di darat, Kementerian Perhubungan membuat tol laut, maka Kemenkominfo menciptakan tol langit.
"Tol langit adalah konektivitas internet dengan Palapa Ring," jelas Niken dalam sesi galawicara bertema Kita Ingin Perdamaian: Mengkampanyekan Perdamaian Menurut Saya. (Aru Elgete/Aryudi AR).
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
5
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua