Nasional

Kemenkes Sampaikan Efektivitas Vaksiniasi 33 Persen Turunkan Infeksi Omicron

Ahad, 30 Januari 2022 | 14:15 WIB

Jakarta, NU Online

Vaksinasi dapat menurunkan infeksi Omicron pada seseorang sebesar 33 persen. Efektivitas proteksi tersebut juga menurunkan resiko perawatan rumah sakit sebanyak 70 persen.

 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan hal itu saat Webinar Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir di Tengah Kemunculan Varian Omicron, Kamis (27/1/2022).


"Efektivitas vaksin 33 persen menurunkan infeksi Omicron. Proteksi masih ada, bahkan untuk perawatan rumah sakit,” kata dr Nadia dalam kegiatan yang diadakan atas kerja sama NU Online dengan Satgas NU Peduli Covid-19.

 

Nadia mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi bagi yang belum. Selain itu, bagi yang telah terhitung enam bulan setelah menerima vaksin primer dosis dua untuk segera mendapatkan vaksin booster.

 

"Maka itu, yang belum divaksinasi harus segera divaksinasi. Kalau yang waktunya sudah harus menerima vaksinasi booster, kita dorong untuk vaksinasi booster," ungkap dokter yang juga Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu.

 

Vaksin primer dan booster, sambung dr Nadia, merupakan langkah efektif dalam menekan tingkat keparahan dan kematian kasus Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, World Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa varian Omicron masuk dalam kategori variant of concern (VOC). 

 

Hal tersebut disebabkan lantaran varian Omicron memiliki mutasi yang tinggi yakni 45-52 mutasi asam amino dibandingkan dengan strain awal, termasuk 26-32 mutasi pada protein spike. Beberapa mutasi tersebut diduga berhubungan dengan kemampuan menghindari imunitas (immune escape) dan transmisibilitas yang lebih tinggi.

 

Meski begitu, pemberian vaksinasi kepada populasi penduduk di Indonesia dianggap menekan kasus positif Covid-19 varian Omicron alami gejala berat. Sebaliknya, sebagian besar kasus positif Omicron di Indonesia cenderung bergejala ringan. 

 

Beberapa gejala tersebut meliputi batuk, kelelahan atau fatigue, hidung tersumbat atau rinore, demam, mual dan muntah, sesak napas, diare, anosmia atau ageusia. 

 

"Tidak ada perbedaan dengan gejala Covid-19 lainnya. Seperti batuk, kelelahan, hidung tersumbat, pilek, demam, mual, dan anosmia. Hanya saja memang lebih ringan. Kenapa? Karena orang sudah punya proteksi dari vaksinasi,” papar dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.

 

Sebagai informasi, data vaksinasi Covid-19 per 29 Januari 2022 di tanah air terus mengalami peningkatan. Tercatat sebanyak 184.411.174 populasi penduduk Indonesia atau sebesar 88,55 persen dari target sasaran 208.265.720 juta jiwa telah menerima vaksinasi dosis 1. Sebanyak 127.915.174 atau sebesar 61,42 persen telah menerima vaksinasi dosis 2 dan sebesar 1.389.209  orang telah menerima vaksinasi dosis 3.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan