Nasional HAJI 2024

Kemenag Minta Masyarakat Waspada Penipuan Umrah di Balik Tarif Murah

Sen, 25 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kemenag Minta Masyarakat Waspada Penipuan Umrah di Balik Tarif Murah

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag RI H Jaja Jaelani (Foto: MCH 2024/Hilman Fauzi)

Jakarta, NU Online
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag RI H Jaja Jaelani menyebutkan harga referensi terendah umrah. H Jaja meminta masyarakat untuk waspada terhadap travel dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) yang menawarkan harga di bawah referensi pemerintah.

 

"Umrah paling rendah Rp23 juta referensi pemerintah. Dari masalah tarif ini menyebabkan banyak masalah," kata H Jaja saat mengisi bimtek Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau petugas haji untuk tingkat pusat 1445 H/2024 M di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (24/3/2024).

 

Menurutnya, tarif referensi umrah yang ditetapkan oleh pemerintah ini didasarkan pada semua biaya yang diperlukan oleh jamaah mulai dari layanan transportasi, akomodasi, dan konsumsi secara layak.

 

Ia menambahkan, tidak sedikit travel dan KBIHU yang mempromosikan tarif umrah di bawah referensi pemerintah karena memang travel satu sama lain bersaing. Tarif di bawah referensi ini potensi bermasalah. 

 

"(Akibatnya) jamaah laporan bahwa pelaksanaan umrah tidak sesuai dengan agenda. Tempat menginap jauh dari masjidil haram. Bahkan adanya laporan gagal berangkat atau gagal pulang," kata H Jaja.

 

Ia menambahkan, tarif umrah di bawah referensi mengakibatkan kerugian bagi jamaah. Sebagian kasus terjadi jamaah bisa berangkat ke Tanah Suci, tetapi tidak bisa pulang karena uang sudah tidak ada.

 

Sebagian kasus yang sangat mengenaskan terjadi bahwa jamaah umrah tidak berangkat sama sekali karena uang yang disetor diinvestasikan.

 

"Ada lagi kasus di mana jamaah tidak bisa pulang setelah berangkat ke Tanah Suci karena uang tidak disetorkan ke pusat," kata H Jaja Jaelani.

 

Menurutnya, jamaah umrah perlu membuat kontrak dan komitmen yang jelas dengan pihak travel. Demikian juga dengan kejelasan agenda sampai posisi hotel di Makkah dan Madinah yang terjangkau dengan tempat ibadah.

 

Ia juga menambahkan, jamaah umrah memiliki masalah lain kecuali soal tarif di bawah referensi. Ia mengingatkan jamaah umrah untuk tidak bermasalah dengan aparat.

 

"Jamaah umrah belanja karena ketitipan jadi banyak. Nongkrong di halte dan depan toko. Nggak bawa paspor. Ditangkap polisi. Berurusan dengan aparat," kata H Jaja.