Nasional

Kemenag Keluarkan Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri saat Covid-19

Sen, 6 April 2020 | 11:35 WIB

Kemenag Keluarkan Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri saat Covid-19

Menag Fachrul Razi mengatakan Surat Edaran dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai, serta masyarakat Muslim di Indonesia dari risiko Covid-19. (Foto: kemenag.go.id)

Jakarta, NU Online
Beberapa hari lagi, Ramadhan akan tiba. Umat Islam diperkirakan akan menjalani ibadah puasa dalam suasana berbeda, seiring adanya pandemi wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
 
Sehubungan dengan itu, Kementerian Agama menerbitkan edaran terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah Pandemi Wabah Covid-19. Edaran yang ditujukan bagi Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kankemenag Kab/Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh Indonesia, Senin (6/4) hari ini ditandatangani Menag Fachrul Razi.
 
"Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19," jelas Menag Fachrul Razi di Jakarta, Senin (6/4).
 
"Selain terkait pelaksanaan ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, edaran ini juga mengatur tentang panduan pengumpulan dan penyaluran zakat," sambungnya.
 
Adapun panduan yang tertuang dalam Surat Edaran No 6 tahun 2020 menyebutkan, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah. Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i (buka puasa bersama).
 
Berikutnya, Shalat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah. Tilawah atau tadarus Al-Qur'an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur'an. Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun mushala ditiadakan.
 
Peringatan Nuzulul Qur’an dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan. Tidak melakukan iktikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan di masjid atau mushala.
 
Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah, baik di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya Fatwa MUI menjelang waktunya.
 
Surat edaran juga menyebutkan agar umat Islam tidak melakukan kegiatan-kegiatan: Shalat Tarawih keliling (tarling); Takbiran keliling. "Kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid atau mushala dengan menggunakan pengeras suara. Pesantren kilat juga hendaknya ditiadakan, kecuali melalui media elektronik," sebut Menag.
 
Silaturahim atau halal bihalal yang lazim dilaksanakan ketika Hari Raya Idul Fitri, bisa dilakukan melalui media sosial dan video call atau video conference.
 
Selain pelaksanaan ibadah-ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, dalam edaran juga disebutkan imbauan kemenag terkait pengumpulan zakat, infak, dan sedekah di masa Covid-19.
 
Editor: Kendi Setiawan