Nasional

Kemenag: Aktualisasi Zakat dan Wakaf di Indonesia Masih Belum Ideal

Jum, 3 Desember 2021 | 08:30 WIB

Kemenag: Aktualisasi Zakat dan Wakaf di Indonesia Masih Belum Ideal

Kemenag: Aktualisasi Zakat dan Wakaf di Indonesia Masih Belum Ideal. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Malam Apresiasi Festival Literasi Zakat Wakaf 2021 di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Kamis (2/12/2021). 


Direktur Jenderal Bimas Islam Kamaruddin Amin menuturkan, realisasi atau aktualisasi zakat dan wakaf di Indonesia masih belum ideal, sehingga membutuhkan kerja keras, sinergi, dan kolaborasi dari semua pihak. Terutama dari lembaga amil zakat dan wakaf yang ada di Indonesia. Hal itu dalam rangka mendekatkan potensi dengan aktualisasi. 


“Kita punya modal pertama, yaitu Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia. Islam mengajarkan sangat fundamental tentang berderma. Dari sebuah penelitian dikatakan bahwa ternyata Indonesia negara yang paling dermawan. Artinya ada korelasi antara masyarakat Indonesia yang berderma dan ajaran Islam,” jelas Kamar.


Akan tetapi, hingga kini masih ada jarak pemisah antara potensi dengan realitas zakat dan wakaf di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah literasi masyarakat Indonesia tentang zakat dan wakaf masih belum ideal. 


“Kalau ditanya tentang zakat, pengetahuannya masih sangat permukaan. Apalagi kalau wakaf. Kalau kita lihat lembaga-lembaga pendidikan kita, kurikulum kita belum belajar begitu mendalam tentang zakat dan wakaf,” katanya.


“Ini jadi tantangan kami sebagai regulator untuk mendekatkan masyarakat agar ekosistem perwakafan di Indonesia bisa diperkuat dan bisa menjadi instrumen dari potensi zakat wakaf di Indonesia,” imbuh Kamar.


Bersama para mitra, Kemenag selalu bersinergi untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang zakat dan wakaf di Indonesia. Salah satunya dengan mengadakan Festival Literasi Zakat Wakaf.


“Ke depan kita berharap, ekosistem zakat dan wakaf di Indonesia semakin kuat,” harapnya.


Senada, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kemenag Tarmizi mengatakan bahwa Festival Zakat dan Wakaf 2021 merupakan ikhtiar untuk membuat kebijakan dan melakukan program inovatif untuk mendorong optimalisasi sektor zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf). 


“Festival Literasi Zakat Wakaf 2021 ini dibagi ke dalam dua fase yaitu fase awareness (pengetahuan) dan fase festival,” katanya. 


Fase pertama bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman awal mengenai zakat dan wakaf, serta tujuan diadakannya Festival Literasi Zakat Wakaf. Pelaksanaan pada fase pertama ini antara lain adalah pembuatan audio drama dan sound track Literasi Zakat Wakaf melalui platform Inspigo. Di fase kedua, terdapat pelaksanaan kegiatan webinar nasional, kelas pelatihan, dan pameran digital.


Pada kesempatan Malam Apresiasi sebagai acara puncak Festival Zakat Wakaf itu ada beberapa penghargaan kepada para pegiat zakat dan wakaf yang berpartisipasi dalam program-program yang digulirkan.


Selain itu, diluncurkan pula program Digital Exhibition Zakat dan Wakaf, KUA Percontohan Ekonomi Umat, Pilot Project Inkubasi Wakaf Produktif, dan Sistem Akuntasi Zakat. Kemudian terdapat pemberian apresiasi kepada agen perubahan ekonomi syariah yang berprestasi, tiga provinsi dengan penghimpunan wakaf uang terbesar, dan kampung zakat terbaik. 


“Besar harapan kami rangkaian agenda ini dapat meningkatkan partisipasi umat Islam dalam berzakat, infak, sedekah, dan wakaf. Terutama generasi muda dan milenial. Semoga langkah ikhtiar ini dapat menjadi amal ibadah kita dan bermanfaat bagi umat,” harap Tarmizi. 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin