Nasional

Kembangkan Sayap, Majalah AULA Terbitkan AULEEA

NU Online  ·  Rabu, 7 Mei 2014 | 15:01 WIB

Surabaya, NU Online
Salah satu media kebanggan yang dimiliki Nahdlatul Ulama, Majalah AULA kini tengah mempersiapkan media baru. Lewat diskusi yang panjang, akhirnya disepakati nama media tersebut adalah AULEEA.
<>
Penegasan ini disampaikan oleh Arief Afandi selaku Pimpinan Umum Majalah AULA saat rapat perusahaan hari ini, Rabu (7/3). “Sebagai media yang melayani kebutuhan warga dan struktur NU, maka sudah selayaknya Majalah AULA lebih bisa menampung seluruh komponen yang ada dalam NU,” katanya.

Mantan Pemimpin Redaksi Harian Pagi Jawa Pos ini mengemukakan bahwa ada banyak komunitas warga NU yang belum bisa ditampung secara optimal di majalah yang ada, termasuk Majalah AULA.

“Terbitnya Majalah AULEEA ingin menyapa sekaligus melayani komunitas NU khususnya kalangan perempuan muda santri yang gaul,” katanya.

Karena seperti diketahui, banyak hal yang bisa diketengahkan dari kalangan perempuan pesantren yang selama ini belum terpublikasi dengan baik. “Cerita bagaimana kalangan ibu nyai dalam mendidik putra-putrinya sehingga menjadi ulama dan orang ternama, ternyata jarang yang mempublikasikan,” terangnya.

Demikian juga berbagai persoalan keagamaan yang ada hubungannya dengan kalangan perempuan, selama ini dirasa sangat minim dimunculkan.

“Majalah AULA yang sudah ada, tetap akan melayani komunitas dan segmen masyarakat yang sudah ada,” katanya. Dan pada saat yang bersamaan, kata Arief, dengan menejemen yang sudah baik, maka AULA dapat menata dan memperbaiki mutu pelayanan sehingga mampu menyapa kalangan yang selama ini belum tergarap dengan baik.


Gandeng Fatayat NU

Karena itu untuk lebih bisa menentukan rubrikasi yang tepat sesuai kebutuhan perempuan pesantren, majalah yang tetap dalam kendali PT Aula Media NU ini menggandeng PW Fatayat NU Jawa Timur. Demikian juga dalam pengelolaannya, majalah PWNU Jawa Timur ini  akan melibatkan sejumlah kru yang memiliki sensitifitas dalam isu keperempuanan.

“Persoalan bagaimana fiqih ibadah yang berkenaan dengan perempuan, demikian juga tantangan pendangkalan akidah yang dilakukan sejumlah organisasi kemasyarakatan dapat diimbangi dengan kemunculan media ini,” terangnya.

Pertimbangan lain adalah bahwa Majalah AULA tentu tidak akan bisa menampung seluruh kebutuhan umat, termasuk masalah perempuan. “Karena itu, biar AULA mengoptimalkan pangsa yang sudah ada dengan gaya yang telah ada,” tutur Pak Arif, sapaan akrabnya. Sedangkan style dan bahasan perempuan dapat dilakukan oleh Majalah AULEEA.

Bila tidak ada kendala, Majalah AULEEA akan segera menyapa pembaca pada pertengahan bulan Juni mendatang. “Sehingga warga NU akan memiliki banyak pilihan media,” tandas Arif. Kalau Majalah AULA akan menyapa pembaca dan pelanggan di awal bulan, sedangkan AULEEA akan terbit pertengahan bulan.

Karena seperti diketahui, banyak media perempuan yang ada di pasaran. Media yang bernuansa agama sekalipun ternyata banyak dikuasai oleh kalangan berhaluan kanan maupun kiri. “Kita ingin ada alternatif media bagi umat untuk mengenalkan Islam yang toleran, ramah dan jauh dari kesan garang,” tambah Arif.

Rapat yang berlangsung di ruangan Salsabila PWNU Jawa Timur ini dihadiri oleh seluruh crew Majalah AULA dan membahas persiapan gebyar ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Seluruh Indonesia) se-Jawa Timur. (Syaifullah/Mahbib)