Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19, Jumlah Anak Yatim Piatu Meningkat
NU Online · Sabtu, 31 Juli 2021 | 10:15 WIB

Ilustrasi: Enam bocah yatim piatu yang ditinggalkan ayah dan ibu meninggal dunia di hari yang sama, di RT 20 Kelurahan Sepinggan Raya, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Ahad (23/2/2020) lalu. (Foto: dok. istimewa via kompas.com)
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Vino (10) yang saat ini duduk di kelas tiga SD di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur tidak menyangka sama sekali akan ditinggal kedua orang tuanya sekaligus akibat infeksi virus corona.
Dikutip dari kompas.com, sang ibu, Lina Safitri (31) meninggal dalam kondisi hamil 5 bulan pada Senin (19/7/2021). Sedangkan sang ayah, Kino Raharjo (31) meninggal keesokan harinya, Selasa (20/7/2021).
Yang lebih memilukan lagi, sang ibu Lina Safitri meninggal dunia dalam kondisi mengandung jabang bayi berumur 5 bulan.
Saat diberi kabar bahwa ayah dan ibunya meninggal, Vino seakan tidak percaya karena kedua orang tuanya masih muda. “Kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda,” kata Vino.
Vino pun harus menjalani isloasi mandiri seorang diri di rumah sederhananya dan tidak bisa menyaksikan pemakaman kedua orang tua tercintanya. Simpati pun mengalir dari kerabat, teman, tetangga-tetangganya.
Vino hanya satu dari ribuan anak yang kehilangan orang tuanya akibat Covid-19. Di tengah situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang semakin memburuk dan angka kematian pasien yang semakin meningkat, kemungkinan jumlah anak yang kehilangan ayah atau ibunya atau bahkan keduanya semakin bertambah.
Sampai Jumat (23/7/2021) pekan lalu yang bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional, tercatat hampir 570.000 kasus aktif di Indonesia dengan akumulasi lebih dari 3 juta orang terpapar Covid-19 selama pandemi. Ada 1.566 tambahan kasus kematian pada hari itu yang berarti total ada 80.598 kematian karena terinfeksi SARS-CoV-2.
Ikatan Dokter Anak Indonesia, seperti dikutip dari Kompas.id, menyebutkan, kasus kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 12,5 persen atau 1 dari 8 kematian menimpa anak usia 0-18 tahun.
Dengan perkiraan kematian anak-anak sekitar 10.000 kasus, maka mengacu persentase itu, ada lebih dari 70.000 kasus kematian orang dewasa di negeri ini. Menggunakan dasar perhitungan Tim Rawlings dan Hillis yang dikutip Kompas.id, setidaknya ada 35.000 anak di Indonesia terdampak akibat kematian orang-orang dewasa itu.
Angka pasti jumlah anak yang menjadi yatim atau piatu di masa pandemi belum ada, tetapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperkirakan, jumlahnya mencapai ribuan karena tingginya angka kematian di Indonesia. Hingga Jumat (30/7/2021), kasus kematian di Indonesia mencapai 92.311 jiwa.
Indonesia perlu meniru pemerintah India yang proaktif mendata anak-anak yang menjadi yatim atau piatu di masa pandemi. Di akun Twitternya, Menteri Urusan Perempuan dan Anak di India, Smirti Irani, menulis tweet bahwa antara 1 April dan 25 Mei, setidaknya 577 anak di India kehilangan kedua orang tua akibat terinfeksi virus corona.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua