Nasional

Katib Aam PBNU Ajak Semua Pihak Kawal Tegaknya Pancasila

Rab, 28 Oktober 2020 | 14:30 WIB

Katib Aam PBNU Ajak Semua Pihak Kawal Tegaknya Pancasila

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: Tangkaplayar)

Jakarta, NU Online
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengajak semua pihak ikut mengawal tegaknya Pancasila. Tegaknya Pancasila sampai saat ini terus dikawal oleh GP Ansor dengan terus berjuang dalam mengawal negara demi tegaknya ideologi Pancasila.


GP Ansor juga terus menyuarakan kepada seluruh organisasi keagamaan di dunia untuk berkolaborasi dalam menghentikan cara pandang masyarakat yang diskriminatif terhadap perbedaan agama.


"Misi utama GP Ansor adalah perdamaian. GP Ansor dikenal dunia karena berhasil menyelesaikan berbagai masalah keumatan yang mengancam kedaulatan negara Republik Indonesia," ungkap pria yang karib disapa Gus Yahya saat berbicara pada seminar internasional dalam rangka Hari Santri dan Sumpah Pemuda di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (28/10) pagi.


"GP Ansor mengajak seluruh organisasi Islam di seluruh dunia untuk menghentikan cara pandang yang diskriminatif terhadap perbedaan," imbuhnya pada seminar yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini.


Selanjutnya, Katib Aam PBNU yang pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar betul-betul memperhatikan pentingnya menghargai perbedaan agama.


"Semua pihak harus memiliki keyakinan dan keinginan yang sama demi kemajuan Indonesia ke depan," katanya.


Gus Yahya menyatakan bahwa menghormati perbedaan adalah kekuatan besar bagi sebuah bangsa yang sangat majemuk. "Sekalipun berbeda, mereka adalah bangsa Indonesia. Sama seperti kita pemilik Indonesia, mari kita rawat kebinekaan ini dengan baik," tandas Gus Yahya.


Sementara Kepala BPIP Yudian Wahyudi pada kesempatan yang sama mengatakan, peran santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tak bisa dinafikan. Karena itulah, ia mengaku gembira bisa bekerja sama dengan GP Ansor sebagai salah satu organisasi pemuda Islam, sekaligus kalangan santri terbesar di tanah air untuk bersama membumikan Pancasila.


"Sebetulnya santri itu adalah pahlawan, ini sudah diakui pemerintah. Tentu kita akan terus memberikan dukungan penuh atas keberadaan santri di Indonesia, dan kebetulan hari ini juga bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda," ungkap Yudian.


"Tentu kita akan terus memberikan dukungan penuh atas keberadaan santri di Indonesia," imbuhnya pada acara yang digelar secara virtual dan disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Gerakan Pemuda Ansor dan BPIP RI ini.

Foto: Suasana Seminar


Seminar ini sendiri bertema Islam Rahmatan Lil Alamin, Pancasila and The Commission on Unalienable Rights: Preserving and Strengthening A Rules-Based Internasional Order In The 21st Century Founded Upon Shared Civilizational Values.


Seminar ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yassona H Laoly, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Try Soetrisno, dan Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Wisnu Bawa Tenaya.


Sementara tampil sebagai pembicara adalah Menko Polhukam Mahfud MD,  Dewan Pengarah BPIP Rikard Bagun, Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Ada pula tokoh internasional yang tampil sebagai pembicara di antaranya adalah perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Mary Ann Glandon (Ketua Commision on Unalienable Rights) dan F. Cartwright Weilnad (Commission on Unalienable Rights).


Kemudian ada Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas, Utusan Khusus Centrist Democrat International Cesar Rossello, Utusan GP Ansor untuk PBB, Amerika dan Eropa C Holland Taylor, serta Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri Kemenlu RI Siswo Pramono.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor:Muhammad Faizin