Kang Said Sebut Perbedaan Maulid Nabi dan Haul Ulama
NU Online · Kamis, 31 Desember 2015 | 17:01 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, umat Islam biasa meneladani Rasululullah dan ulama melalui maulid dan haul. Namun, pelaksanaannya berbeda. Jika Rasulullah diperingati hari lahirnya (maulid), maka ulama diperingati pada hari wafatnya (haul). Lalu apa bedanya?
<>
“Kalau Nabi, lahirnya saja sudah membawa rahmat,” katanya saat menyampaikan pidato pada haul ke-6 almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di halaman gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta, Rabu (30/12) malam.
Saat nabi lahir, lanjut Kang Said, semua berhala cacat. “Coba lihat saja, berhala kuno di Mekah rusak. Di Mesir semuanya juga rusak. Jadi, hari kelahirannya sangat dimuliakan. Sebab, sejak lahirnya sudah membawa kebahagiaan bagi semua,” ujarnya.
Menurut Kang Said, Imam al-Bushiri mengatakan, walaupun sudah shalat dan beramal saleh, kita tetap wajib mengadakan maulid. “Kalau ada yang tidak senang maulid, tidak apa-apa. Biar pahalanya buat warga NU saja. Ini barang berharga kok,” ujarnya.
Sementara kalau kiai atau ulama, kata Kang Said, waktu lahirnya belum ketahuan apakah nanti menjadi orang baik apa tidak. Tapi setelah dewasa ulama ternyata besar sekali jasa dan andilnya bagi negara. Bahkan mereka sangat menentukan arah sejarah Islam di Indonesia. “Maka, layak hari wafatnya kita peringati,” tegasnya. (Musthofa Asrori/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
3
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
5
Doa-Doa Pilihan di Hari Asyura, Dapat Hindarkan dari Matinya Hati
6
Khutbah Jumat: Keistimewaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Terkini
Lihat Semua