Jakarta, NU Online
Jumlah pesantren bergaya tradisional tetap menduduki posisi paling atas di antara pesantren modern dan kombinasi tradional-modern. Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU mencatat totalnya mencapai 13.477 dari sekitar 24.000 pesantren.
<>
Hal ini disampaikan Agus Muhammad, koordinator media, data, dan informasi Pengurus Pusat RMI, Kamis (7/3) petang. Artinya, lebih dari separuh pesantren di Indonesia didominasi pesantren tradisional.
Menurut Agus, pengertian pesantren tradisional (salafiyah) mengacu pada pola pembelajaran yang mengedepankan kitab kuning tanpa terlalu menekankan adanya lembaga pendidikan formal semacam madrasah atau sekolah. Untuk pulau Jawa, pesantren model ini banyak ditemui terutama di provinsi Banten.
Namun, lanjut Agus, jumlah ini terus berkurang akibat timbulnya keinginan pihak pengelola pesantren untuk mendirikan madrasah atau sekolah yang diakui pemerintah. Sehingga, jumlah model kombinasi tradisional-modern meningkat.
“Hal ini wajar karena masyarakat mulai merasa, legalitas menjadi kebutuhan mereka,” ujarnya.
Sementara pesantren modern (‘ashriyah) yang menekankan pendidikan formal, meski juga mengaji kitab berbahasa Arab, totalnya sekitar 3166. Agus menjelaskan, semua jumlah ini bisa berubah dan membutuhkan verifikasi lebih lanjut, mengingat pesantren akan mengalami perubahan, baik kelahiran, pengembangan, bahkan pembubaran.
Penulis: Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad kanggo Generasi Milenial lan Z
Terkini
Lihat Semua