Nasional

'Jual Diri' di Personal Statement untuk Raih Beasiswa

Sel, 20 April 2021 | 17:30 WIB

'Jual Diri' di Personal Statement untuk Raih Beasiswa

Maksud menjual diri dalam personal statement adalah menuliskan segala hal berkaitan pribadi yang dapat menunjang penilaian agar mendapat beasiswa yang diinginkan.

Jakarta, NU Online

'Jual diri' dalam personal statement menjadi hal paling penting dalam proses meraih beasiswa.

 

Hal tersebut disampaikan Donny W Suryaman, mahasiswa Akuntansi Forensik Universitas De Monfort  dan Annisa Hayatunnufus, mahasiswi Universitas Nottingham, saat menjadi narasumber dalam Webinar Gusdurian Keliling Dunia dengan mengangkat tema Cerita dari Negeri Tiga Singa: United Kingdom pada Ahad (18/4). 

 

Donny menjelaskan bahwa maksud menjual diri dalam personal statement adalah menuliskan segala hal berkaitan pribadi yang dapat menunjang penilaian agar mendapat beasiswa yang diinginkan. Hal paling utamanya, menurut penerima beasiswa Chevening itu, adalah keunikan sendiri yang tidak dimiliki orang lain dan berkaitan dengan masa depan yang ingin dicapai dari jurusan yang dipilih.

 

Senada dengan Donny, Annisa Hayatunnufus juga menyampaikan bahwa personal statement merupakan hal yang paling utama dalam melamar beasiswa. Personal statement tersebut menjelaskan perihal alasan pilihan jurusan dan kontribusinya terhadap karier dan masyarakat, serta hubungannya dengan latar belakang personal pelamar.

 

Bahkan, peraih beasiswa GREAT British Council itu mengatakan kemampuan bahasa yang kurang masih bisa dipertimbangkan jika memiliki personal statement yang cukup kuat. "Kemampuan bahasa bisa menyusul," katanya.

 

Lebih dari itu, Annisa juga menyampaikan bahwa kemampuan akademis yang baik bukan jaminan, meskipun hal ini juga tidak bisa dinafikan. Artinya, selagi masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan nilai, hal itu perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh.

 

Demikian juga dengan prestasi non-akademis, seperti kejuaraan ataupun keaktifan dalam organisasi dan kontribusinya terhadap masyarakat. "Coba untuk keep up (tingkatkan) untuk akademis dan non-akademis," katanya.

 

Dalam kegiatan sore menjelang berbuka itu, kedua narasumber menjelaskan latar belakang pilihan jurusan dan beasiswanya. Mereka juga telah mengalami beberapa kegagalan untuk mendapatkan impian yang diinginkan. Meskipun demikian, mereka tetap dapat berangkat menempuh studi di Negeri Elizabeth itu dengan rencana lainnya. Ya, mereka membuat berbagai perencanaan agar tetap dapat melanjutkan studi dengan beasiswa.

 

Sebagai informasi, keduanya sempat melamar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Namun, mereka 'berjodoh' dengan beasiswa lain.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan