Nasional

Empat 'Mantra' Meraih Beasiswa di Luar Negeri

Sel, 20 April 2021 | 11:45 WIB

Empat 'Mantra' Meraih Beasiswa di Luar Negeri

Imajinasi menjadi 'mantra' atau langkah pertama sebagai cara untuk meraih beasiswa yang diinginkan.

Jakarta, NU Online

Donny W Suryaman memang sudah memiliki bayangan untuk menempuh studi di Britania Raya. Baginya, imajinasi itu menjadi modal awal meraih impiannya. Imajinasi ini menurutnya menjadi 'mantra' atau langkah pertama sebagai cara untuk meraih beasiswa yang diinginkan.

 

"Menurut saya, tahap awal dan pintu masuk pertama sebelum kita merumuskan mimpi-mimpi dan cita-cita kita adalah kita punya imajinasi yang kuat dulu," kata peraih Beasiswa Chevening itu saat Webinar Gusdurian Keliling Dunia pada Ahad (18/4). Kegiatan sore menjelang berbuka itu mengangkat tema Cerita dari Negeri Tiga Singa: United Kingdom.

 

Imajinasi ini, lanjutnya, penting untuk bisa merumuskan tujuan. Jadi ada imajinasi dulu baru kita bisa merumuskan mimpi. Indonesia bisa merdeka juga, jelasnya, karena para pendiri bangsa itu berimajinasi gitu. Tan Malaka, misalnya, sudah membuat buku Menuju Republik jauh sebelum Indonesia merdeka.

 

Bahkan, untuk menghidupkan imajinasi dalam dirinya, mahasiswa Universitas De Monfort itu kerap membuka Google Street View, menulis destinasi yang ingiin dikunjungi, hingga membubuhi angka 0 di buku tabungan sampai berjumlah triliunan.

 

'Mantra' kedua adalah tekad gagah dan usaha gigih. "Tekad bulat menghasilkan nyata. Beda usahanya akan beda hasilnya," katanya.

 

Ketiga, menumbuhkan sikap (growth mindset). Hal ini dimiliki oleh orang yang kerja keras, senang belajar, punya rasa ingin tahu tinggi, proaktif, dan tidak minder.

 

"Otak kita punya bagian lentur bisa menerima hal baru. Bisa tidak optimal karena mental blok tinggi," ujarnya.

 

Adapun hal keempat adalah doa. Doa yang dipanjatkan kepada Allah ini tidak saja dilakukan sendiri, melainkan juga meminta kepada orang tua, guru, rekan, bahkan ia juga meminta dipanjatkan doa ke tumbuhan dan hewan.

 

Selain itu, mahasiswa jurusan Akuntansi Forensik tersebut juga menyampaikan bahwa ada tiga pertanyaan mendasar yang perlu dijawab, yakni (1) apa tujuan hidupmu? (2) kalau mati, mau dikenal sebagai apa dan siapa? dan (3) apa definisi sukses menurut versimu sendiri?

 

Tiga pertanyaan tersebut, lanjutnya, dijawab dengan membuat penskoran pada lima gol, meliputi (1) spiritual, (2) finansial, (3) sosial, (4) fisikal dan (5) intelektual; dua dampak, yakni terhadap (1) sesama manusia dan (2) makhluk hidup lainnya.

 

Kegiatan yang dipandu Purkon Hidayat dari Gusdurian Teheran, Iran itu juga menghadirkan Annisa Hayatunnufus, mahasiswi Universitas Nottingham dengan beasiswa GREAT British Council.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan