Nasional

Jodoh Sudah Ditetapkan, Mengapa Harus Tetap Dicari? Ini Penjelasan Ning Imaz

Sen, 15 Mei 2023 | 16:00 WIB

Jodoh Sudah Ditetapkan, Mengapa Harus Tetap Dicari? Ini Penjelasan Ning Imaz

Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra dan Gus Rifqil Muslim Suyuti. (Foto: Tangkapan layar Youtube NU Online).

Jakarta, NU Online
Santer di tengah masyarakat bahwa jodoh merupakan hal yang sudah ditetapkan oleh Allah swt. Lantas, jika telah ditetapkan apakah urusan jodoh menjadi hal yang dipasrahkan atau tetap harus diupayakan atau dicari?

 

Menjawab hal itu, Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, menjelaskan bahwa takdir terbagi menjadi dua yakni mubram dan muallaq.

 

Takdir, lanjutnya, telah ditetapkan oleh Allah, namun ada pula yang berubah sesuai dengan kehendak-Nya.

 

“Jadi sesuai dengan keyakinan ahlussunnah wal jamaah, takdir itu ada yang mubram dan muallaq. Bahwa takdir itu sudah ditentukan, tapi juga bisa berubah-ubah jika memang Allah kehendaki,” papar Ning Imaz dalam tayangan YouTube NU Online pada Senin (15/5/2023).

 

Adapun salah satu cara untuk mengetuk rahmat Allah untuk mendapatkan ketetapan yang baik, terang dia, adalah dengan berdoa. Doa sendiri terbagi menjadi dua kategori yakni doa batin dan doa dhohir.

 

“Doa batin adalah doa yang kita panjatkan di sepertiga malam, setelah shalat. Doa dhohir adalah doa yang kita upayakan,” terang putri pasangan KH Abdul Khaliq Ridwan dan Nyai Hj Eeng Sukarendah tersebut.

 

Doa dhohir, sambung dia, merupakan upaya manusia untuk mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai.

 

“Manusia ini kan dhohir atau lemah, bahwa la haula wala quwwata illa billah. Maqom manusia adalah berusaha,” ucap istri Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kaliwungu Kendal, Gus Rifqil Muslim Suyuti atau Gus Rifqil Muslim itu.

 

“Tidak bisa kita diam saja berharap makanan datang sendiri ke mulut kita kemudian kita kenyang. Kita harus berusaha mencari makanan memasukkannya ke dalam mulut, mengunyahnya, menelannya, lalu kemudian kenyang. Ini adalah maqom manusia ya, berusaha,” imbuh dia.

 

Maka itu, Ning Imaz melihat perihal jodoh sebagai sebuah ketetapan tetap memerlukan usaha masing-masing dari setiap individu untuk mencapainya.

 

Takdir, terangnya, memang ditentukan tetapi manusia diberikan kesanggupan oleh Allah swt untuk melakukan hal yang bisa diupayakan dalam hal ada kendali manusia itu sendiri.

 

“Yakni menggerakkan tangan, kaki, kehendak, dan bisa dialokasikan untuk hal-hal baik,” jelasnya.

 

“Dalam kendali itu memang Allah berikan kekuatan kepada manusia untuk melakukannya. Kita tidak boleh pasrah, kita harus memiliki daya juang, mental juang untuk meraih yang kita inginkan,” tambahnya.

 

Pewarta: Nuriel Suhaimi Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi