Jakarta, NU Online
Momen lebaran atau Idul Fitri dimanfaatkan oleh mayoritas masyarakat untuk mengunjungi para leluhurnya, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Selain mendoakan, hal ini juga sebagai tanda penghormatan seseorang kepada para orang tua agar selalu menjadi pelajaran sehingga tradisi baik tetap terawat.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali, mengatakan bahwa bersyukurlah seseorang yang memunyai leluhur terhormat dan mulia. Sebab, hal ini tentu akan menjadi sejarah tersendiri untuk terus membangun kemuliaan leluhur di masa depan.
“Jika kita punya leluhur terhormat dan mulia, maka bersyukurlah karena engkau terlahir dari keluarga terhormat dan mulia,” ujar Kiai Moqsith, Senin (11/7) dalam akun Facebook miliknya.
Namun, lanjutnya, jangan terlena dengan keluhuran masa lalu yang menyebabkan seseorang lupa membangun keluhuran di masa kini dan masa depan.
“Jika kita tak punya leluhur hebat, maka itu pun bukan akhir dari segalanya,” tegas Dosen Pascasarjana STAINU Jakarta ini.
Justru menurutnya, kita punya kesempatan membangun keluhuran di masa sekarang dan masa datang tanpa terbebani dengan keluhuran di masa lalu. Kita bisa membangun keluhuran dengan "rileks" karena tak ada leluhur hebat yang membebani.
“Sungguh, betapa banyak orang menjadi luar biasa sekalipun terlahir dari keluarga biasa. Tak sedikit orang terjatuh menjadi asfala safilin walau terlahir dari keluarga a'la 'illiyin,” tutup Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo ini. (Fathoni)