Nasional

Jangan Bersedih, Ini Pesan Gus Baha bagi yang Belum Bisa Mudik

Sel, 2 April 2024 | 14:00 WIB

Jangan Bersedih, Ini Pesan Gus Baha bagi yang Belum Bisa Mudik

Gus Baha saat mengisi pengajian di Pondok Leteh Rembang. (Foto: tangkapan layar Youtube Pondok Leteh)

Jakarta, NU Online

Jelang berakhirnya bulan Ramadhan, masyarakat Indonesia mulai disibukkan dengan persiapan mudik ke kampung halamannya, baik itu yang mudik dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum, maupun mudik bareng yang diadakan oleh berbagai instansi.


Namun, tidak semua orang bisa melakukan kegiatan yang berlangsung setahun sekali ini. Penyebabnya bisa bermacam-macam, ada kalanya disebabkan karena kehabisan tiket kendaraan umum, keterbatasan biaya, atau hal lainnya.


Mengenai hal ini, Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim pernah berpesan kepada para masyarakat yang belum bisa mudik ke kampung halamannya. Menurut sosok yang akrab disapa Gus Baha ini, rindu juga termasuk ke dalam nikmat.


“Saran saya untuk teman-teman yang ditakdir belum bisa ketemu keluarga, bahwa rindu itu sudah bagian dari kenikmatan. Jadi kita berpikir positif bahwa bertemu itu nikmat, karena silaturahim (menyambung). Tidak ketemu, kita nikmati rasa rindu, rasa sayang yang terpendam,” jelas Gus Baha lewat YouTube Santri Gayeng, dikutip NU Online, Selasa (2/4/2024).


Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah ini juga menyebut bahwa rindu karena tidak bisa berjumpa dengan orang tersayang bisa memunculkan barokah dan merupakan salah satu cara dari Allah untuk membuat seseorang bisa merasakan nikmat.


“Sehingga dalam terminologi ‘isyq, yaitu semacam cinta. Justru barokahnya tidak ketemu itu ada kenikmatan tersendiri dalam kerinduan, dalam membayangkan ketemu, dalam membayangkan masa lalu yang indah, yang dulu bertemu terus sekarang tidak ketemu. Jadi Allah tidak kekurangan cara untuk membuat orang dapat nikmat,” tutur Gus Baha.


Gus Baha menegaskan, dengan menemui kerinduan, seseorang diharap bisa selalu ingat bahwa Allah selalu mencintai hamba-Nya dan mengelilingi hamba-Nya dengan nikmat dari-Nya.


“Ketika ketemu, ya nikmat. Ketika rindu menikmati masa lalu yang bisa bertemu ya nikmat, meskipun sekarang tidak bertemu karena bagian kenikmatan manusia itu termasuk rindu. Namanya rindu itu ya tidak ketemu. Itu dinikmati, sambil selalu mengingat Allah. Ingat bahwa nikmat Allah selalu mengelilingi kita, selalu mencintai kita,” tegasnya.


“Insyaallah dengan cara itu kita bisa mengobati kekecewaan (karena tidak bisa mudik),” imbuh Gus Baha.