Nasional TEKNOLOGI SEBAGAI TRADISI

Jam Bencet di Masjid Tegalsari

Kam, 11 April 2013 | 11:59 WIB

Jam bencet yang ada di serambi Selatan Masjid Tegalsari Surakarta menjadi penanda waktu shalat. Inilah karya ulama tempo doeloe yang hingga kini masih akurat. Bencet atau sundial, salah satu khazanah ilmu falak.<>

“Jam bencet ini sejak dulu digunakan untuk penentuan jadwal sholat di Masjid Tegal Sari, sampai sekarang,” terang Erma Yohansyah, Imam Masjid Tegalsari.

Keakuratan jam ini, pernah dibuktikan oleh pak AR, guru fisika dan pakar ilmu falak di Solo. Ketika itu ia menghitung waktu dzuhur untuk waktu bagian Kota Solo dan sekitarnya.

Menurutnya, waktu Dzhuhur adalah sejak matahari meninggalkan meridian, biasanya diambil sekitar 2 menit setelah tengah hari. Untuk keperluan praktis, waktu tengah hari cukup diambil waktu tengah antara matahari terbit dan terbenam (dari catatan Prof. Thomas Djamaluddin).

Sedangkan waktu Dhuhur untuk Masjid Tegalsari dan sekitarnya menurut RHI Surakarta pada waktu dihitung saat itu adalah sebagai berikut: Pada 27 Feb 2010 jatuh pada jam 11:53 waktu setempat atau 11:54 waktu setempat.

Koordinat Masjid Tegalsari adalah 7° 34′ 13.38″ LS, 110° 48′ 15.41″ BT, 100 m, GMT+07. Pada Sabtu, 27 Feb 2010, solar noon atau matahari tepat di atas kepala bila kita berada di Masjid Tegalsari ini adalah jam 11:49.44 waktu setempat (WIB).

Setelah diadakan pengamatan, tampak bahwa cahaya matahari yang masuk lewat lubang bencet tepat berada di atas garis Utara-Selatan sejati. Itu artinya, waktu Dluhur yang selama ini dipakai sudah benar dan sudah sesuai atau tepat pada waktunya. Waktu Dhuhur tidak mengalami kemajuan atau terlalu cepat.

Jam bencet ini sudah ada bersamaan dengan dibangunnya masjid pada 28 Oktober 1928. Masjid Tegal Sari sendiri merupakan masjid yang dibangun oleh Kiai Shofawi, Prof KHR M Adnan dan lain sebagainya. (Ajie Najmuddin/Red:Anam)