Nasional

Innalillahi, Mustasyar PBNU KH Nawawi Abdul Jalil Sidogiri Wafat

Ahad, 13 Juni 2021 | 11:15 WIB

Innalillahi, Mustasyar PBNU KH Nawawi Abdul Jalil Sidogiri Wafat

KH Nawawi Abdul Jalil Sidogiri. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Nawawi Abdul Jalil Sidogiri wafat. Saat ini, sosok kiai tawadhu ini menjabat sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Beliau juga pernah menjadi anggota tim Ahwa pada Muktamar ke-33 NU tahun 2015 di Jombang.


Menurut informasi dari asisten KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Ustadz Amin Zein, KH Nawawi Abdul Jalil wafat pada Ahad, 13 Juni 2021 sekitar pukul 16.40 WIB.


"Betul (KH Nawawi Abdul Jalil wafat). Beliau adalah kiai khos yang sangat dihormati oleh Gus Sholah, beberapa kali beliau silaturrahim ke Tebuireng, dan Gus Sholah pun memberi silaturrahim balasan ke Sidogiri," jelasnya kepada NU Online.


Ustadz Amin menambahkan, sosok Kiai Nawawi memiliki kesantunan dan ketawadhuan yang tinggi pada Gus Sholah, selaku cucu Hadhratussyekh KH Hasyim Asy'ari.


Diceritakan Amien, saat datang bertemu ke Gus Sholah, Kiai Nawawi langsung sungkem dan memeluk Gus Sholah. Setelah itu ia duduk mendekat ke Gus Sholah sembari pundak beliau dibungkukkan dan dawuh: “Kiai, kulo manut nopo dawuhipun panjenengan, kulo sakmangken tumut panjenengan.” 


Gus Sholah pun membalasnya, "sayalah yang harus banyak belajar ke njenengan kiai, karena panjenengan yang paham bagaimana masyarakat bawah dan punya santri banyak sekali."


"Kemudian Kiai Nawawi menjawab, iya kiai.. saya ikut arahan njenengan”. Kemudian Gus Sholah pun menjawab: “Mari kita jaga bersama NU ini dengan baik, khittah NU harus tetap kita jaga sebagai pertanggungjawaban kita nanti di depan Hadhratussyekh," ungkap dosen Universitas Hasyim Asy'ari ini.


Bagi Amien, ketawadhuan Kiai Nawawi pada zurriyah Hadhratussyekh sangat luar biasa. Bahkan ini diakui Gus Sholah. Bagi Gus Sholah, Kiai Nawawi sangatlah hebat, tawadhunya luar biasa, wajar bila puluhan ribu santrinya terbentuk cerminan akhla yang luar biasa. Ketika ada tamu siapapun yang ada di pesantrennya diterima dengan baik.


"Kini beliau berdua sudah menghadap ke Allah, tentu beliau berdua akan bertemu dengan para masyayikh Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Sungguh ulama kharismatik yang menjadi salah satu punggawa pulau Jawa, kini sudah kembali kepada Allah SWT. Lahumul Faatihah," tutupnya.


Sejak tahun 2005, KH Ahmad Nawawi Abdul Jalil melanjutkan kepemimpinan pondok pesantren Sidogiri, Kraton, Pasuruan, Jawa Timur. Ia menggantikan pengasuh sebelumnya KH Abdul Alim bin KH Abdul Jalil yang wafat pada 2005.


Kiai Nawawi mengasuh pesantren yang kini terkenal menjadi model pesantren mandiri melalui pengembangan BMT-BMT Syariah yang menyebar terutama di hampir setiap kabupaten di Jawa Timur.


Kiai Nawawi dikenal sebagai pengasuh yang sangat dekat dengan para santrinya. Ia kerap mengontrol sendiri kamar-kamar santri di malam hari. Ia menginginkan para santri beribadah dan memuthala’ah pelajaran di malam hari. Demikian pengakuan salah seorang santri.


Sebagaimana dimaklum, pesantren Sidogiri didirikan pada 1745 M oleh Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban (yang wafat pada 1766 M). Sayyid Sulaiman tidak lain keturunan keempat Syekh Syarif Hidayatullah yang biasa dikenal dengan Sunan Gunung Jati.


Pewarta: Syarif Abdurrahman

Editor: Fathoni Ahmad