Nasional

Ini yang Harus Dilakukan Nahdliyin agar NU Tetap Diperhitungkan

NU Online  ·  Senin, 16 Juli 2018 | 15:30 WIB

Ini yang Harus Dilakukan Nahdliyin agar NU Tetap Diperhitungkan

foto: illustrasi (antarafoto)

Jombang, NU Online
Usia Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia tidak lama lagi memasuki usia satu abad. Beragam tantangan dilalui NU dari masa ke masa.

Terlebih pada usia memasuki abad kedua NU nanti, menurut Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj akan lebih banyak lagi tantangan yang akan dihadapinya. Dari yang berkaitan dengan ideologi hingga pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Oleh karenanya, sebagai warga NU harus selalu siap menghadapi segala tantangan yang mengancam eksistensi NU dari berbagai sisi, baik secara kelembagaan maupun mengancam sejumlah ajarannya.

"NU sekarang sudah menjelang satu abad, dan pada abad kedua, kira-kira NU masih ada nggak ya? Jawabannya masih ada, tetapi apakah tetap diperhitungkan?," ungkapnya saat menyampaikan ceramah agamanya di Haflah Kubro Madrasah dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (14/7) malam di halaman Gedung Serba Guna Tambakberas.

Pada abad kedua NU, menurut pandangan Kiai Said semua warga NU tidak boleh kehilangan rasa bangganya dalam ber-NU. Bahkan harus lebih menunjukkan kebanggaannya telah turut berjuang melalui organisasi bentukan para ulama itu, kemudian nahdliyin juga harus menggalakkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai ke-NUan yang digagas oleh para ulama serta pendiri NU.

"100 tahun kemudian yang harus kita lakukan selain dorongan untuk terus pengembangan ilmu pengetahuan kita juga harus bangga dengan NU, bangga menjadi orang NU, dan bangga menjalankan ajaran NU," ujarnya.

Jika warga NU sendiri sudah kehilangan rasa bangganya terhadap organisasi yang dipilihnya sendiri itu, maka sangat mungkin NU tidak lagi akan berumur panjang hingga berabad-abad. "Dimulai dari ketidakbanggaannya kita menjadi orang NU, NU akan mulai merosot bahkan hancur," ucapnya.

Namun sebaliknya, NU akan terus dapat dirasakan manfaatnya di tengah masyarakat saat warganya terus memupuk rasa bangganya dalam ber-NU.

"Kalau kita bangga dengan NU, dengan ulama-ulama NU, Mbah Hasyim, Mbah Wahab, Mbah Bisri Syansuri dan tokoh tokoh yang lain, maka Insyaallah NU sampai hari kiamat akan tetap ada dan diperhitungkan," jelasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)