Nasional

Ini Catatan KH Sya’roni Ahmadi Tentang Sebutan Keturunan Nabi di Kudus

Rab, 22 April 2015 | 06:02 WIB

Kudus, NU Online
Kita sering memanggil para keturunan Rasulullah dengan nama depan Habib (jika tunggal) atau Habaib (jika jama’). Kita pun mafhum bahwa gelar Habib atau Habaib hanya berlaku untuk menyebut dzurriyyah Kanjeng Nabi sebagai gelar kehormatan. Masyarakat di Kudus, Jawa Tengah, mempunyai sebutan yang berbeda lagi untuk gelar ini.<> 

“Sepemahaman saya, gelar untuk para Habib yang berlaku di Kudus yakni Sayyid untuk putera dan Syarifah untuk puteri. Sebagai bagian dari masyarakat asli Kudus, saya pun mengikuti tradisi yang sudah sedari dulu berlaku itu,” ujar Mustasyar PBNU, KH Sya’roni Ahmadi dalam Mau’idhoh peringatan Maulid Nabi dan Harlah Muslimat NU, akhir pekan lalu di Kudus.

KH M Sya’roni Ahmadi menerangkan, bahwa ada hal yang belum dipahami masyarakat Kudus mengenai ini, dan menyebabkan keliru memberi gelar. 

“Setiap keturunan Rasulullah dapat dipastikan berasal dari Siti Fatimah Az-Zahra, yang kemudian turun ke kedua cucu kesayangan Rasulullah, Hasan dan Husain,” tuturnya.

Kiai Sya’roni menerangkan, mulai dari sini muncul perbedaan gelar, antara keturunan yang berasal dari Hasan dan yang berasal dari Husain. “Jika berasal nasab sampai pada Hasan, maka nama gelarnya adalah Sayyid untuk putera dan Sayyidah untuk puteri. Sementara jika nasab sampai pada Husain, maka nama gelarnya yakni Syarif bagi keturunan putera dan Syarifah bagi keturunan puteri,” ungkapnya.

Kiai kharismatik ini menambahkan, tak kalah penting perlu dicatat, bahwa keempat gelar tersebut berlaku ketika masing-masing keturunan Rasulullah selalu bergaris keturunan pada nasab laki-laki, ayah. 

“Adapun jika melalui nasab perempuan (ibu= keturunan Rosulullah, ayah tidak), maka gelarnya berbeda lagi. Gelar Raden berlaku untuk putera dan gelar Nganten bagi yang puteri, ternyata begitu,” tandasnya. (Istahiyyah/Fathoni)