Indeks Kebebasan Pers Turun, AJI: Pers Mahasiswa Jadi Sasaran Sensor dan Tekanan Institusi
NU Online · Selasa, 6 Mei 2025 | 18:00 WIB

Seminar Nasional dan Peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia 2025 di Auditorium Institut Agama IsIam Negeri Kediri, Jawa Timur, pada Selasa (6/5/2025). (Foto: NU Online/Syarif)
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Kediri, NU Online
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berkolaborasi dengan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan Forum Alumni Aktivis Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) menyoroti menurunnya indeks kebebasan pers Indonesia.
Ketua AJI Indonesia Nany Afrida menyebut, saat ini indeks kebebasan pers Indonesia turun ke peringkat 124 dari 180 negara. Banyak terjadi kekerasan jurnalis profesional di daerah, bahkan juga menimpa mereka dari kalangan pers mahasiswa.
"Pers mahasiswa juga menjadi sasaran sensor, tekanan institusi, bahkan serangan digital. Ini sangat disayangkan," jelasnya dalam acara Seminar Nasional dan Peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia 2025 di Auditorium Institut Agama IsIam Negeri Kediri, Jawa Timur, pada Selasa (6/5/2025).
Menurut Nany, ancaman kebebasan pers tidak hanya mengancam jurnalis yang bekerja profesional di perusahaan media, tapi juga mengancam pers mahasiswa di kampus-kampus. Karena itu, perlu ada kesadaran bersama antara masyarakat, pengambil kebijakan, dan penegakan hukum.
"Berdasarkan laporan World Press Freedom Index 2025 yang dirilis Reporters Without Borders (RSF) pada 2 Mei lalu, tahun ini indeks kebebasan pers di Indonesia tercatat kian merosot hingga ke posisi 127 dari 180 negara. Pada 2024, Indonesia berada di peringkat 111 di dunia dan pada 2023 di peringkat ke-108,” imbuhnya.
AJI dan PPMI melihat bahwa dalam ekosistem perguruan tinggi, lembaga pers mahasiswa memiliki peran strategis dalam merespons penyebaran konten berbahaya di ranah daring.
"Pers mahasiswa berfungsi sebagai media independen kalangan muda yang kritis dan analitis, yang tidak hanya meliput isu-isu di lingkungan kampus, tetapi juga permasalahan yang terjadi di masyarakat secara luas," tambah Nany.
Peran ini, kata Nany, menjadikan pers mahasiswa sebagai aktor penting dalam memerangi disinformasi dan meningkatkan kesadaran literasi media di kalangan mahasiswa.
Sayangnya, lembaga pers mahasiswa masih menghadapi berbagai tantangan mulai dari ancaman fisik maupun digital, hingga keterbatasan akses terhadap pengembangan kapasitas secara profesional.
“Di banyak daerah, jurnalis masih mengalami kekerasan dan intimidasi. Itu kita ngomong tentang jurnalis profesional. Namun, jarang sekali membicarakan tentang teman-teman pers mahasiswa. Bahkan, di indeks kebebasan pers pun yang dikeluarkan Dewan Pers juga jarang,” sesalnya.

Dalam pandangan AJI, kebebasan pers di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal, bahkan memburuk. Meski setiap tahun Dewan Pers mengeluarkan indeks kebebasan pers yang masih dianggap baik, tapi pada kenyataannya di lapangan menunjukkan gambaran yang lebih suram.
“Saya cuma ingin mengatakan bahwa tantangan ke depan itu semakin kompleks. Di satu sisi kita menghadapi konten berbahaya, hoaks, disinformasi, misinformasi, ujaran kebencian dan lain-lainnya," kata Nany.
Sekretaris Jenderal FAA PPMI Wahyu Gilang membeberkan data represi yang dialami pers mahasiswa. Ia menyebutkan bahwa dari kurun waktu 2013-2021 tercatat ada 331 kasus kekerasan terhadap pers mahasiswa di berbagai kampus di Indonesia yang dilakukan oleh birokrasi kampus, organisasi, hingga aparat.
Ia juga mengatakan bahwa terjadi perubahan mendalam di dunia yang menciptakan simetri kekuatan yang semakin besar antara komunitas lokal dan perusahaan global, yang terkadang juga digunakan oleh pemerintah untuk mensurvei dan menindak ruang sipil.
"Kita merenungkan tantangan dan tanggung jawab yang kita hadapi dengan transformasi digital. Kita menyaksikan banyak tekanan ke pres mahasiswa. Perlu ada sinergi antara berbagai organisasi dan komunitas sipil," pungkasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, Pengasuh Pesantren Alfadllu wal Fadhilah Kendal Gus Alam Wafat
2
Hakikat Ansor adalah Menolong, Hakikat Banser adalah Siaga
3
Ini Dampak Negatif dan Positif Pendidikan Anak di Barak Militer Menurut Psikolog
4
Ini Fungsi Kartu Nusuk bagi Jamaah Haji, Jangan Sampai Hilang
5
Ibu yang Menyesal
6
Dibuka Pendaftaran Beasiswa Kuliah Sarjana di Tunisia hingga Akhir Juni 2025
Terkini
Lihat Semua