Yogyakarta, NU Online
Ilmu para kiai di Indonesia menjadi salah satu instrumen di samping akses kekuasaan para politikus dan kekayaan para pemodal yang mempengaruhi perubahan sosial di Indonesia. Berbeda dengan dua terakhir, instrumen pertama tidak bisa didapat secara instan, apalagi dibeli.
<>
Demikian dinyatakan anggota dewan ahli ISNU Yudi Latief dalam sarasehan nasional “Ulama Pesantren dan Cendekiawan” di asrama haji jalan Letjen Haryono nomor 42 Yogyakarta, Selasa (6/5).
"Modal budaya atau pengetahuan yang dimiliki para kiai tidak diperoleh dengan banyak modal material. Tetapi menjadi kiai tidak mudah. Dari hari ke hari mereka mengumpulkan sekaligus mengamalkan ilmu yang didapat," kata Yudi Latief dalam sarasehan yang diselenggarakan PWNU DIY Yogyakarta.
Menurutnya, para ulama pesantren memiliki power besar di tengah masyarakat berkat kealiman dan kesalehan mereka. Karenanya, mereka memiliki kekuasaan sosial cukup kuat untuk mengontrol dan memberikan arahan terhadap perubahan.
“Modal power ini sangat efektif untuk memantau kekuasaan selain mengadvokasi hak-hak warga,” tambah Yudi.
Karenanya, Yudi melanjutkan para kiai NU dalam konteks keindonesiaan diharapkan melancarkan kritik-kritiknya untuk menjaga keseimbangan pengaruh-pengaruh yang dibawa para politikus, para pemodal, atau tekanan mayoritas.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dominasi pengaruh pihak tertentu di Indonesia, tandas Yudi Latief. (Nur Sholikhin/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Cerpen: Tirakat yang Gagal
4
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
5
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua