Nasional

Ikuti Ngaji Burdah Bersama Kiai Said Selama Ramadhan

Sel, 7 Mei 2019 | 09:30 WIB

Ikuti Ngaji Burdah Bersama Kiai Said Selama Ramadhan

Poster Ngaji Burdah bersama Kiai Said.

Jakarta, NU Online
Setiap bakda Subuh selama bulan Ramadhan 1440 H/2019 M ini, Ketua Umum PBNI KH Said Aqil Siro akan mengaji kitab Burdah karya Syeikh Muhammad bin Said Al-Bushiri. Kajian tersebut diadakan di Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan, dan disiarkan secara langsung melalui facebook Altsaqafah.

Perwakilan Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, MI Sofwan Yahya mengatakan Burdah merupakan ungkapan puitis (puisi-puisi cinta) Imam Bushiri (610-695H/1213-1296 M) atas rasa rindunya yang tak terperi kepada Nabi Muhammad Saw.

"Kasidah Burdah mengandung kekayaan kesusastraan Arab yang sarat akan nilai-nilai moral tentang ketulusan, ketabahan, taubat, dan mahabbah (cinta)," ungkapnya dalam rilis yang diterima NU Online, Senin (6/5) malam.

Selain itu, keindahan bahasa Burdah berpadu dengan susunan diksi yang teratur membuat syairnya mudah dihafal dan didendangkan. Burdah adalah syair mada’ih (puji-pujian) kepada Rasulullah yang di dalamnya terandung mutiara pelajaran dari perjalanan spiritualitas seorang sufi Imam Bushiri.

"Burdah tercipta dari rasa kerinduan Imam Bushiri terhadap Rasulullah Saw. Saat dalam kondisi sakit beliau memimpikan Rasulullah Saw. Dalam mimpinya beliau memberikan Burdah (jubah bermotif) kepada Imam Bushiri sehingga sembuh dari sakitnya. Sampai saat ini, karomah Burdah masih dipercaya sebagian kalangan yang mengharapkan kesembuhan, baik dengan membaca, menghafal, atau menyarahi," paparnya.

Ia juga merinci Kasidah Burdah terdiri dari 161 bait yang terbagi dalam sepuluh pasal. Kesepuluh pasal tersebut adalah Bercumbu dan Mengadu; Bahaya Hawa nNafsu, Pujian untuk Sang Nabi Agung, Hari Lahir Sang Nabi, Mukjizat Sang Nabi, Kemuliaan dan Pujian Al-Qur'an, Isra Mi’raj Sang Nabi, Perjuangan Sang Nabi, Tawasul dengan Sang Nabi, dan Mengiba dan Memohon

Ngaji Bareng Kiai Said yang menelaah Kitab Kosidah Al-Burdah, kata Sofwan, akan menjadi medium menuju whusul kepada Allah. "Saat syair-syair Burdah dilantunkan, kita akan merasa terhanyut dalam lautan kerinduan dan pengharapan menyambut kedatangan sang kekasih yang ditunggu," ungkapnya.

Syair cinta juga menjadi tumpuan pengalaman sufistik para sufi dan penyair untuk merengkuh wasilah, yaitu mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Cinta. "Cinta adalah lautan tanpa tepi yang menangkap rahasia-rahasia ketuhanan," katanya.

Bagi masyarakat yang ingin mengunduh versi PDF Kasidah Burdah, bisa mendapatkannya melalui link ini. Membaca versi PDF tersebut lebih nyaman melalui aplikasi SideBooks, bisa diunduh di AppStore atau GooglePlay. (Kendi Setiawan)