Nasional

Idul Adha di Tengah Pandemi, Momentum Saling Menguatkan

Sel, 20 Juli 2021 | 11:00 WIB

Idul Adha di Tengah Pandemi, Momentum Saling Menguatkan

Plt Ketua Umum Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah, M Hasan Chabibie (Foto: dok istimewa)

Jakarta, NU Online

Momentum Idul Adha di tengah pandemi ini, seharusnya jadi titik balik untuk membantu sesama dan menguatkan solidaritas sosial.

 

Demikian disampaikan Plt Ketua Umum Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah, M Hasan Chabibie, Selasa (20/7/2021).

 

"Saat ini kita masih di tengah pandemi, situasinya tidak mudah, tapi kita harus tetap berjuang bersama. Dengan saling bantu dan masing-masing taat protokol kesehatan, kita bisa keluar bersama-sama dari pandemi ini," ungkap Hasan Chabibie, yang juga pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Barat. 

 

Lebih lanjut, Hasan Chabibie juga menjelaskan pentingnya solidaritas sosial di tengah situasi sulit saat ini. Ia mengajak semua pihak untuk menghadapi pandemi dengan optimisme, terus berjuang, dan membantu sekuat mungkin lingkungan sekitar dan tetangga yang membutuhkan.

 

"Pandemi ini tidak hanya terjadi di satu lokasi. Virus Covid, bahkan varian Delta yang sedang mengganas, tidak pilih-pilih orang. Maka, kita harus saling menguatkan. Jaga diri dan orang lain, kita dukung tenaga kesehatan, kita beramai-ramai ikut vaksinasi, dan terlebih menjaga ketahanan diri dan keluarga kita, untuk lebih kuat menghadapi pandemi saat ini," jelasnya.

 

Hasan Chabibie menilai imbauan PBNU untuk memprioritaskan kurban bagi warga terdampak pandemi, sebagai hal yang tepat.

 

"Imbauan PBNU dan juga PB Muhammadiyah untuk prioritas dukungan terhadap korban pandemi menjadi hal yang urgen. Jikapun kita menyembelih hewan untuk korban dengan alasan khusus, kita bisa prioritaskan untuk korban pandemi di sekitar kita," terang Hasan, yang menyelesaikan doktoral bidang pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

 

Selain itu, Hasan Chabibie mengajak kita semua untuk berkurban dengan menahan ego dan amarah di media sosial, serta menghentikan hoaks. "Kita juga perlu berkorban untuk menahan kebencian dan kabar bohong di media. Pandemi ini memang tidak mudah, tapi dengan solidaritas sosial, gotong royong kita, insyaallah Indonesia akan mampu keluar dari pandemi," pungkasnya.

 

Kebolehan mengalihkan dana kurban

Sebelumnya, Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pesantren Salafi Magelang, Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) pada Pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah, Ahad (18/07/2021) malam menjelaskan kebolehan pengalihan dana kurban untuk penanganan warga terdampak Covid-19. Ia menggarisbawahi dana yang digunakan adalah baru sebatas anggaran (rencana) untuk berkurban. Artinya, dana tersebut belum terdaftar dan atau dibelikan hewan kurban. 

 

"Ini bukan berarti uang yang sudah terdaftar untuk bayar beli kambing terus dialihkan beli sembako, tidak. Tapi anggaran yang rencananya untuk kurban Njenengan (Anda) alihkan. Berbeda lagi kalau sudah dinadzari, itu jelas tidak boleh," kata Gus Yusuf.

 

Menurut Gus Yusuf, pengalihan anggaran tersebut bisa menjadi sangat berguna bagi korban terdampak Covid-19, apalagi di tengah rencana perpanjangan PPM Darurat. Keputusan itu merupakan solusi penunjang ekonomi sehari-hari masyarakat. 

 

Di Nahdlatul Ulama, lembaga zakat NU Care-LAZISNU telah menerima titipan hewan kurban dari masyarakat berkemampuan untuk disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Penggalangan secara daring dilakukan melalui qurban.nucare.id. NU Care-LAZISNU menyediakan pilihan paket kurban yakni kambing standar mulai Rp2.100.000; kambing premium Rp2.600.000,00. Kemudian sapi standar Rp16.800.000; sapi premium Rp20.500.000.

 

Tersedia juga paket sepertujuh sapi standar senilai Rp2.400.000; dan sepertujuh sapi premium Rp2.900.000. Sedangkan masyarakat yang ingin menyalurkan daging kurban ke luar negeri (Palestina), tersedia pilihan paket kambing senilai Rp4.000.000.

 

Hewan dan daging kurban yang telah masuk akan didistribusikan untuk masyarakat yang membutuhkan seperti masyarakat duafa, sampai penjuru Nusantara bahkan Palestina. Selain itu, rencana distribusi kurban NU Care-LAZISNU pun akan menyasar warga terdampak bencana, warga atau pasien isolasi mandiri Covid-19, petugas pemulasaran dan penggali kubur jenazah Covid-19, serta tenaga kesehatan.

 

Selain itu, NU Care-LAZISNU memfasilitasi masyarakat yang ingin berdonasi untuk mendukung program penanganan pandemi dalam bentuk paket sembako keluarga, paket isoman kits (panduan isoman, vitamin, dan asupan penguat imun), tabung oksigen dan kebutuhan medis lainnya.

 

Kontributor: Hanan Zayn
Editor: Kendi Setiawan