Nasional

Hilal Tak Terlihat, Awal Bulan Safar 1443 H Jatuh pada Kamis

Sel, 7 September 2021 | 13:00 WIB

Hilal Tak Terlihat, Awal Bulan Safar 1443 H Jatuh pada Kamis

Ilustrasi: Rukyatul hilal dilakukan untuk menentukan awal bulan pada penanggalan Hijriah.

Jakarta, NU Online

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan awal Safar 1443 H bertepatan dengan Kamis, 9 September 2021. 

 

"Awal bulan Safar 1443 H bertepatan dengan Kamis Pon 9 September 2021 M (mulai malam Kamis)," kata KH Sirril Wafa, Ketua LF PBNU, pada Selasa (7/9/2021).

 

Hal itu didasarkan istikmal, bulan Muharram digenapkan menjadi 30 hari. "Atas dasar istikmal (bulan sebelumnya disempurnakan menjadi 30 hari)," lanjutnya.

 

Pasalnya, hilal tidak terlihat dari seluruh titik rukyatul hilal di Indonesia pada saat proses observasi berlangsung pada Selasa (7/9) petang. "Laporan tiap lokasi rukyat yang menyelenggarakan rukyatul hilal pada saat ini terlampir. Seluruh lokasi tidak melihat hilal," terang Kiai Sirril.

 

Sampai pukul 19:30 WIB, 17 titik rukyatul hilal melaporkan tidak berhasil melihat hilal. Berikut rinciannya.

 

1. Selayar, Sulawesi Selatan berawan, hilal tidak terlihat
2. Bondowoso, Jawa Timur berawan sebagian, hilal tidak terlihat
3. Pamekasan, Jawa Timur berawan, hilal tidak terlihat
4. Condrodipo, Gresik, Jawa Timur berawan sebagian, hilal tidak terlihat
5. Jombang, Jawa Timur hujan, hilal tidak terlihat
6. Makassar, Sulawesi Selatan mendung tebal, hilal tidak terlihat
7. Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) berawan sebagian, hilal tidak terlihat
8. Pondok Bali Subang, Jawa Barat cerah berawan tipis, hilal tidak terlihat
9. Mojokerto Jatim mendung, hilal tidak terlihat
10. Kaliwining, Jember, Jawa Timur mendung, hilal tidak terlihat
11. Kudus, Jawa Tenga berawan sebagian, hilal tidak terlihat
12. Yogyakarta cerah berawan tipis, hilal tidak terlihat
13. Pelabuhan Ratu, Jawa Barat mendung tebal, hilal tidak terlihat
14. MAJT Semarang, Jawa Tengah mendung, hilal tidak terlihat
15. Matholiul Anwar Lamongan, Jawa Timur mendung, hilal tidak terlihat
16. Blitar, Jawa Timur gerimis, hilal tak terlihat
17. Lhoknga, Nangroe Aceh Darussalam, cerah dengan awan tipis, hilal tidak terlihat.

 

Sebagai informasi, data hisab tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama dengan markaz Gedung PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT) menunjukkan tinggi hilal 4 derajat 52 menit 20 detik, sedangkan ijtimak terjadi pada Selasa Legi 7 September 2021 pukul 07:50:53 WIB.

 

Hilal terkecil terjadi di Kota Merauke, Papua dengan tinggi 3 derajat 43 menit dan lama hilal 18 menit 9 detik, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh dengan tinggi 5 derajat 41’ menit dan ama hilal 25 menit 11 detik.

 

Hal tersebut sudah memenuhi kriteria imkanurrukyah (kemungkinan hilal bisa terlihat) dengan minimal 2 derajat. Hilal pun secara perhitungan dapat dilihat selama 22 menit 55 detik.

 

Kiai Sirril mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyin dalam penyelenggaraan rukyatul hilal ini.

 

Ia meminta agar jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se–Indonesia diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Saffar 1443 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah atau cabang masing–masing.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan