Nasional HARI BURUH

Hari Buruh Lahir sebagai Koreksi atas Kerakusan Kapital

Rab, 1 Mei 2019 | 04:15 WIB

Hari Buruh Lahir sebagai Koreksi atas Kerakusan Kapital

Ketua PBNU, Robikin Emhas

Jakarta, NU Online
Kaum buruh menjadi salah satu unsur dan komunitas yang cukup besar di hampir setiap negara. Namun, kerap nasib mereka hanya menjadi korban praktik-praktik kapital dalam industrialisasi.

Hal itulah yang menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas menjadi sebab lahirnya hari buruh sedunia atau May Day yang jatuh pada 1 Mei.

“Penetapan 1 Mei sebagai hari buruh sedunia tidak terlepas dari sejarah pergerakan kaum buruh mengoreksi proses industrialisasi yang kerap didominasi kerakusan kapital. Selamat Hari Buruh,” ujar Robikin, Rabu (1/5).

NU merupakan ormas Islam yang juga mempunyai fokus dalam bidang perburuhan. Badan otonom NU yang mengurusi persoalan buruh ialah Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi).

Persoalan buruh bagi Indonesia sendiri tidak hanya memberikan perlindungan terhadap buruh dalam negeri, tetapi juga buruh di luar negeri atau buruh migran yang didominasi perempuan.

Sarbumusi NU secara khusus meminta pemerintah untuk menegakkan aturan yang menjamin tentang hak-hak dan perlindungan terhadap pekerja perempuan. 

“Kami meminta pemerintah untuk menjamin supremasi hukum yang adil untuk pekerja perempuan,” kata Ketua Bidang Pemberdayaan Buruh Perempuan Konfederasi Sarbumusi NU Eka Fitri Rohmawati. (Fathoni)