Nasional JELANG MUKTAMAR KE-34 NU

Harapan Ny Lily Wahid untuk Muktamar NU 2021

Kam, 11 November 2021 | 01:45 WIB

Harapan Ny Lily Wahid untuk Muktamar NU 2021

Tangkap layar Hj Lily Chodidjah Wahid pada tayangan Youtube NU Online.

Jakarta, NU Online
Salah satu cucu pendiri Nahdlatul Ulama Hj Lily Chodidjah Wahid atau yang akrab disapa Bunda Lily berharap Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang akan digelar di Lampung 23-25 Desember 2021 mendatang, dapat berjalan dengan lancar.


"Andaikata ada niat-niat membenturkan kita sama lain mudah-mudahan Allah menjaga kita," ungkapnya dalam tayangan Jelang Muktamar ke-34, Cucu Pendiri NU Ingatkan Para Kiai pada Youtube NU Online.

 

Putri KH Abdul Wahid Hasyim ini menuturkan, bahwa sudah menjadi kebiasaan jika di Muktamar NU selalu ada dinamika yang berkembang.

 

"Karena yang namanya muktamar itu pasti ada sajalah, senggol-senggol itu pasti ada. Itu sudah dinamikanya di NU. Mudah-mudahan kita bisa menjalani itu dengan baik, Allah memudahkan semua perbedaan pendapat kita itu menjadi sesuatu yang manfaat untuk kita semua," tutur Bunda Lily.

 

Sebelumnya, ia juga mengingatkan setiap selesai membaca doa bangun tidur, baik untuk dilanjukan dengan niat membaca ummul kitab: Liridlaillah al-Fâtihah.
"Insyaallah,
kalau ini kita istiqamah menjalankannya, mudawamah, insyaallah kita terjaga bahwa Allah SWT akan selalu meridai apa yang kita jalani. Memang, tidak ada yang lain yang bisa menjaga kita kecuali permohonan kita kepada Allah SWT untuk tetap dilindungi,” ungkapnya.


Kisah duit gondrong
Kemudian anggota DPR-RI 2009-2014 itu mengaku mendapat cerita. "Jadi, mertua teman saya itu dulu sopir pribadinya duta besar Amerika zaman tahun 1960-an, sebelum tahun 1965. Beliau itu orang Betawi,” ungkapnya, membuka.  Bunda Lily memanggilnya dengan istilah "Be," panggilan akrab orang Betawi, singkatan dari "Babe”.


"Emang ente orang mana, Be?" tanya Bunda Lily.

 

"Saya dari Kwitang," jawabnya.

 

"Oh, jamaahnya Habib Ali, dong?".

 

"Iya, emang."


Ketika ditanya di mana kerjanya, dia bilang sopir Duta Besar Amerika.

 

"Pada waktu itu, di bawah tahun 1965 lah, 1963, 1964, 1965, dia itu cerita, kalau sudah akhir bulan tanggal 25, dia itu  bawa ‘duit gondrong,’ kalau kita istilahnya di Jakarta itu ‘duit gondrong.’ Duit dolar itu kan gondrong rambutnya. Jadi kita bilangnya ‘duit gondrong.’ Yang bawa Tas Echolac itu, dua tas isinya ‘duit gondrong,’ duit dolar diantar ke rumah salah satu tokoh Masyumi pada waktu itu, yang kebetulan menjabat di pemerintahan,” ungkap adik Gus Dur ini, bercerita.

 

"Saya berpikir: ‘Ini bedanya NU dengan mereka-mereka yang lain.’ Bahwa kita itu dari awal memang niat kita berjuang untuk agama, untuk Indonesia ini memang betul-betul lillah (karena Allah, ed.)," imbuhnya.

  
Benturan NU
Jika hari ini NU dihadapkan pada kondisi di mana kita umat Islam dibenturkan satu sama lain, Bunda Lily berharap NU tidak boleh emosi. Kita semua, menurutnya, harus sadar bahwa ini adalah konspirasi besar membenturkan umat Islam di Indonesia, karena satu-satunya negara yang umat Islamnya begitu besar, tapi tidak ada konflik yang berarti itu cuma di Indonesia. "Dan yang bisa menjaga semua itu cuma NU. Tapi kita tidak pernah melayani hal-hal yang tak perlu," ucapnya.
 

Perempuan kelahiran Jombang, 4 Maret 1948 itu berharap, ke depan Nahdliyin tetap menjaga Ukhuwah Islamiyah, menjadi Ukhuwah Wathaniyah dan menjadi Ukhuwah Basyariyah, serta menjadi insan yang memang menjalankan semua perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
 

"Termasuk (menjaga dari) bermusuhan dengan siapa pun, apalagi dengan saudara seiman. Tapi saya yakin kok, di seluruh Indonesia ini orang NU itu sudah sangat matang menghadapi hal-hal seperti itu," tegasnya.


Menurutnya, tantangan ke depan semakin berat karena perubahan zaman begitu cepat. Sementara kita dibatasi oleh hal-hal yang memang kita harus menjalaninya. "Tapi saya yakin, di semua cabang di seluruh Indonesia NU sudah siap untuk menghadapi hal seperti ini," pungkasnya.


Kontributor: Ahmad Naufa Kh. F.