Nasional

Harapan dan Doa Idul Fitri dari Rumah Sakit

NU Online  ·  Ahad, 19 Agustus 2012 | 23:41 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa ruas jalan utama di Jakarta pada hari pertama Idul Fitri 1433 Hijriah boleh lengang, tapi sebagian besar ruang di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, tampak lebih ramai daripada biasanya. <>

"Beberapa hari yang lalu, ibu saya menjalani operasi jantung di sini. Sekarang masih belum boleh pulang, karena dalam masa pemulihan. Jadi saya dan saudara-saudara lain berkumpul di sini untuk ibu," ujar Ratih Andjani yang sedang menemani ibunya,  pasien di RSCM-Kencana. 

Supriyono, juga merupakan seorang anak yang setia menunggui ibunya yang sedang menjalani rawat inap di RSCM, turut merayakan Lebaran di rumah sakit. 

"Sebagian besar saudara saya, datang ke Jakarta untuk merayakan lebaran bersama Mamak, karena Mamak adalah orang yang dituakan di keluarga kami," ujar Supriyono. 

Mamak adalah panggilan untuk ibu Setyowati, ibu kandung Supriyono, yang berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah. Benar saja, dengan menggunakan pakaian serba putih, Supriyono dan sebelas anggota keluarga lainnya yang berasal dari Cilacap, Tegal, dan Purwokerto, merayakan Lebaran bersama Setyowati di RSCM. 

Mereka semua berharap, kedatangan mereka untuk berlebaran bersama, dapat mempercepat kesembuhan Mamak yang menderita gagal ginjal. 

"Tadi beberapa dari kami menjalani ibadah shalat Ied di masjid Istiqlal, hehehe mumpung di Jakarta, biar merasakan megahnya Istiqlal juga," ujar Suprapto, kakak kandung Supriyono, yang berdomisili di Bumi Ayu, Tegal. 

Namun tidak semua pasien atau penunggu pasien, bisa mengalami hal yang serupa dengan Ratih atau pun Supriyono.

Seorang perempuan berusia 43 tahun, Ningsih Winarni namanya, tampak lunglai duduk di sebuah kursi, di salah satu di depan Mushola di RSCM. 

"Saya pusing, suami saya harus segera menjalani operasi pengangkatan tumor di otak. Tapi baru beberapa saat yang lalu, saya akhirnya bisa mendapatkan darah," kata Ningsih yang merasa putus asa. 

Ningsih yang warga Benteng, Tangerang, bercerita sudah dua malam, dia sibuk mencari pasokan darah dengan golongan AB. 

"Semalam, saat orang menggemakan suara takbir, saya sendirian di sini, menangis, bingung, susah sekali cari pasokan darah," ujar Ningsih. 

Ningsih bercerita, bahwa dikabarkan, pasokan darah di PMI jumlahnya sedikit, karena pada masa puasa jumlah pendonor darah mengalami penurunan. 

"Saya sendirian, keluarga banyak di Serang. Mereka berlebaran di sana. Tapi barusan saya salat, bersyukur sudah dapat darah dan memohon untuk kelancaran operasi suami," pungkas Sulastri.

Senasib dengan Sulastri, Mia Wisita, seorang ibu yang tengah menunggui anaknya yang menjadi salah satu pasien di Unit Perawatan Intensif (ICU) Anak RSCM, tidak bisa merayakan Lebaran. 

"Anak saya didiagnosa menderita sakit kuning, hatinya sudah rusak kata dokter. Entahlah, saya pasrah," ujar Mia.

Anak perempuannya yang berusia 4 tahun itu, kini tidak sadarkan diri sejak kemarin. "Saat malam takbir menggema, saya pun berzikir, memohon mukjizat dari yang Kuasa untuk kesembuhan Kezia, anak saya," ujar Mia. 


Redaktur: Mukafi Niam
Sumbe  r: Antara