Nasional

Hadiri Haul Ke-514 Sunan Bonang, Wapres: Berkat Para Wali, Indonesia Dikenal Toleran

Jum, 11 Agustus 2023 | 13:30 WIB

Hadiri Haul Ke-514 Sunan Bonang, Wapres: Berkat Para Wali, Indonesia Dikenal Toleran

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menghadiri Haul Ke-514 Sunan Bonang, Tuban, Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). (Foto: Setwapres)

Jakarta, NU Online

Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin menghadiri acara Haul Ke-514 Raden Maulana Makdum Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Bonang, di Alun-Alun Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Kamis (10/8/2023) malam. 


Pada kesempatan itu, Kiai Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini dikenal sebagai salah satu negara paling toleran di dunia, terutama dalam kehidupan umat beragama. Meski sebagian besar beragama Islam, tetapi masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis dengan pemeluk agama lain. 


Dikenalnya Indonesia sebagai negara dan bangsa yang toleran ini, tak lepas dari peran dan jasa para Wali Songo (wali sembilan), termasuk Sunan Bonang, yang berhasil menyebarkan Islam di Nusantara secara damai. 


“Kita bersyukur, berkat tuntunan para wali itu, kita orang Indonesia paling dikenal oleh dunia sebagai bangsa yang paling toleran di dunia,” ungkap Kiai Ma’ruf Amin melalui rilis yang diterima NU Online, Jumat (11/8/2023).


Menurut Wapres, cara berdakwah Sunan Bonang sangat menarik karena menggunakan tutur kata yang mudah dipahami masyarakat awam. Dalam menyampaikan ajaran Islam, Sunan Bonang senantiasa mengeluarkan kalimat yang santun. 


“Beliau berdakwahnya dengan cara yang santun, baik, toleran, menggunakan kalimat-kalimat yang santun, kalimat-kalimat yang baik (qaulan ma'rufun), kalimat-kalimat yang mulia (qaulan kariman), kalimat yang lurus, yang dimengerti oleh orang,” terangnya. 


Saat ini, lanjut Wapres, bangsa-bangsa di dunia tengah berupaya membangun kehidupan yang toleran sehingga mengupayakan agar tidak ada permusuhan di antara umat manusia. Salah satu rujukan bagi upaya membangun toleransi itu adalah bangsa Indonesia. 


Wapres bercerita, beberapa waktu lalu, ia pernah menemui Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al-Muslimin (wadah perkumpulan para ulama dunia) Sulthan Al-Rumaithi. Kepada Wapres, Sulthan Al-Rumaithi mengungkapkan keinginannya untuk belajar mengenai toleransi. 


“(Sulthan Al-Rumaithi) mengatakan kepada saya: saya datang ke Indonesia ingin belajar dari Indonesia, karena Indonesia adalah negara yang paling toleran di dunia dan saya datang ke sini bukan untuk mengajari orang Indonesia, tapi ingin belajar dari Indonesia tentang toleransi,” ungkap Wapres.


Karena saat ini Indonesia telah menjadi rujukan dunia dalam hal membangun kehidupan beragama yang toleran, Wapres menegaskan bahwa perlunya menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. 


“Sekarang ini bukan saatnya bahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tapi mestinya bahasa Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Karena banyak nilai-nilai luhur, nilai-nilai yang baik, nilai-nilai yang toleran, yang diajarkan dan dipraktikkan di Indonesia, sehingga Indonesia menjadi negara yang paling toleran di dunia,” katanya. 


Bahkan, ada seorang produser film asal Perancis yang telah membuat film tentang Islam toleran di Indonesia. Film ini tercipta setelah melalui serangkaian penelitian di berbagai daerah di Indonesia, antara lain kehidupan di sekitar Borobudur, Gunung Bromo, dan Suku Badui di Banten. 


“Ada satu pesantren, dibuat filmnya dan diputar di festival di London, orang-orang sana bilang apa? Ini dia calon pemimpin, the future leader in the world, inilah calon pemimpin dunia di masa yang akan datang, yaitu para santri yang ada di pesantren itu,” ungkap Wapres. 


Ia mengingatkan bahwa segala pujian untuk Indonesia yang disebut sebagai salah satu negara paling toleran di dunia itu diperoleh dari hasil perjuangan para wali, termasuk Sunan Bonang, sehingga harus terus dilanjutkan agar membawa kemaslahatan bagi orang banyak. 


Wapres juga mengajak seluruh bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, untuk terus berbakti kepada bangsa dan negara sebagaimana dicontohkan oleh para wali dan ulama di masa lalu. Ia menyebut, para ulama mengajarkan tentang hubbul wathan minal iman (cinta tanah air bagian dari iman). 


“Para ulama dan para wali dulu membela negara ini dari penjajahan, dan kewajiban kita adalah menjaga negara ini dengan menyukseskannya, yaitu berhasilnya pembangunan nasional menuju Indonesia yang sejahtera dan maju,” katanya. 


Untuk diketahui, Sunan Bonang merupakan putra keempat dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, putri Bupati Tuban Arya Teja. Sunan Bonang adalah salah satu dari sembilan wali (Wali Songo) yang hingga saat ini makamnya ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. 


Aru Lego Triono