Nasional

Habib Husein Ja'far Sebut Dakwah Ibarat Google Maps, Berikan Jalan Alternatif kepada Orang Tersesat

Sel, 9 April 2024 | 08:02 WIB

Habib Husein Ja'far Sebut Dakwah Ibarat Google Maps, Berikan Jalan Alternatif kepada Orang Tersesat

Habib Husein Ja'far Al Hadar dalam tayangan di Youtube NU Online. (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online

Pendakwah Habib Husein bin Ja’far Al Hadar (Habib Ja'far) menyebut bahwa dakwah Islam itu ibarat google maps yang selalu memberikan jalan alternatif kepada orang tersesat.


Habib Ja'far menegaskan, google maps tidak pernah menghakimi penggunanya ketika tersesat, tetapi justru langsung menunjukkan jalan alternatif untuk sampai pada tujuan.


“Saya sering mencontohkan, dakwah itu seperti google maps. Walaupun kita tersesat, ia (google maps) tidak bilang kamu tersesat, tapi memberikan alternatif lain yang benar,” jelasnya seperti dikutip dari Youtube NU Online, Selasa (9/4/2024).


Menurut Habib Ja'far, aktivitas dakwah yang seperti google maps ini sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. 


Habib Ja'far berkisah, suatu hari ada seseorang yang datang kepada Nabi Muhammad dan mengaku berhubungan intim pada siang hari Ramadhan saat sedang berpuasa. 


Kemudian orang yang menemui Nabi Muhammad itu menyebut dirinya celaka. Kemudian, Nabi Muhammad memberikan solusi agar membayar kafarat selama dua bulan. Namun ternyata orang tersebut tidak sanggup. 


Lalu Nabi Muhammad memberikan pilihan alternatif lain yaitu dengan membayar fidyah, tetapi orang tersebut tidak punya harta. 


Selanjutnya, Nabi memberikan orang tersebut makan untuk diberikan ke orang paling miskin. Lalu orang tersebut justru mengatakan bahwa dirinya lah yang paling miskin di kampungnya. 


Akhirnya Nabi tersenyum dan menyuruh orang tersebut memakan makanan yang diberikan Nabi dan itu bernilai sebagai fidyah. 


“Jadi Nabi betul-betul mencari solusi, bukan hanya menghukum orang,” jelas Habib Ja’far.


Habib Ja’far mengatakan bahwa prinsip dakwah seperti google maps inilah yang dipegangnya. Ia juga berharap, metode dakwah seperti itu dilakukan oleh para pendakwah lainnya. 


Sebab setiap orang Islam berkewajiban untuk berdakwah sesuai kemampuannya, sehingga seorang Muslim harus paham keadaan dirinya.


Habib Ja’far menegaskan, dakwah itu melihat ke dalam dan ke luar. Melihat ke dalam, artinya melihat modal dan potensi yang dimiliki.


“Ini kaitannya dengan basic (dasar) keilmuan dan platform yang bisa digunakan untuk berdakwah. Melihat ke luar, artinya mengamati audiens (objek) dakwah kita,” ujarnya.


Menurut Habib Ja'far, fondasi dakwah adalah kebijaksanaan, dan metode dakwah google maps mengajarkan kebijaksanaan. Sementara tiang kebijaksanaan ada tiga yaitu kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Ia mengatakan, kebenaran disampaikan dengan baik dan dibungkus dengan indah.


“Intinya, dakwah itu mengajak orang pada kebenaran dengan metode yang menurut kamu pas untuk masyarakat itu dan kamu memiliki kemampuan untuk itu,” ungkapnya.


Dakwah era digital

Di era digital, Habib Ja’far mengajak para dai menggunakan berbagai platform media sosial untuk berdakwah.


Ia kemudian mengingat metode dakwah kala sedang belajar di pesantren, yaitu dakwah kutubi (melalui tulisan) dan khitabi (metode ceramah). 


“(Tetapi) dunia bergerak. Sekarang saya menjadi pendakwah Youtubi. Saya tidak bakat jadi wali kutub, makanya jadi wali youtube saja. Menyebarkan nilai-nilai positif lewat Youtube,” tandasnya.