Gus Yahya Tegaskan Jati Diri GP Ansor adalah Santri
NU Online · Selasa, 27 Agustus 2024 | 21:00 WIB

Ketum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf saat menyampaikan arahan dalam Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) dan Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) di Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2024). (Foto: TVNU/Ghufron)
Ahmad Naufa
Penulis
Bogor, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa Gerakan Pemuda (GP) Ansor didirikan sebagai wahana konsolidasi santri.
Ketika didirikan pada 1934, GP Ansor merupakan organisasi tempatnya santri-santri. Santri-santri itu adalah murid-muridnya, pengikut-pengikutnya, khadim-khadimnya kiai. Gus Yahya lantas menegaskan bahwa jati diri GP Ansor adalah santri.
"Maka santri ini harus terus menjadi jati diri dari Gerakan Pemuda Ansor. Tidak boleh Gerakan Pemuda Ansor ini mengambil karakter selain dari idealisasi karakter santri," tegasnya.
Hal itu diungkapkan Gus Yahya saat menyampaikan arahan dalam Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) IX dan Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) VII bertajuk Integrasi Tata Kelola dan Pengembangan Sumber Daya Menuju Ansor Masa Depan Bisa di Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2024).
Menurut Gus Yahya, santri bisa berkembang menjadi apa pun, menempati kedudukan apa pun, serta berperan sebagai apa pun dan di mana pun.
"Tetapi santri, seorang santri, di dalam jati dirinya, tidak akan pernah berubah sebagai orang-orang yang mengabdi kepada agama, mengabdi kepada ilmu, mengabdi kepada masyarakat. Ini santri," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya berharap GP Ansor dapat meningkatkan peran yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih besar.
"Bersama-sama dengan jam'iyah Nahdlatul Ulama, mari kita sambut harapan-harapan itu dengan upaya yang sungguh-sungguh di dalam satu gerak bersama," ajaknya.

Gus Yahya juga tak bosan untuk menekankan pentingnya koherensi, saling tersambung, bergandengan satu sama lain, bergerak bersama dalam koordinasi, komando, dan tidak boleh berjalan sendiri-sendiri.
Gus Yahya menyebut bahwa dalam berbagai keadaan, GP Ansor harus siap membuat langkah apa pun yang diperlukan.
"Terkadang ada satu kebutuhan yang begitu fundamental, tapi banyak orang mungkin tidak mudah memahami. Tetapi karena kebutuhan itu fundamental, maka dibutuhkan suatu manuver yang cukup besar. Jangan dikira bahwa manuver-manuver keorganisasian yang kita lakukan ini tidak ada gunanya. Semuanya diambil, diputuskan untuk suatu kepentingan yang memang nyata," ucapnya.
Hadir dalam kesempatan ini, Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki Kiai Mustopa Mughni, Ketum PP GP Ansor Addin Jauharudin beserta jajarannya, Ketum PP Pagar Nusa Nabil Haroen, dan segenap pimpinan badan otonom NU.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya
Terkini
Lihat Semua