Gus Yahya Sebut Globalisasi Jadi Faktor Perubahan Wajah Islam di Arab Saudi
Jumat, 23 Desember 2022 | 13:00 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat menjadi pembicara pada Konferensi Islam ke-2 ASEAN di Nusa Dua pada Jumat (23/12/2022). (Foto: dok. PBNU)
Abdul Karim Abraham
Kontributor
Nusa Bali, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan alasan Kerajaan Saudi Arabia beberapa waktu belakangan ini aktif mengampanyekan Islam moderat. Perubahan ini dianggap berbeda dengan pemahaman keagamaan mereka yang sebelumnya dianggap kaku.
“Satu hal yang tidak bisa ditolak oleh Arab Saudi, karena menurut saya Saudi hanya bisa bertahan kecuali dengan mengintegrasikan dirinya dengan sistem global,” ungkap Gus Yahya seusai menjadi pembicara pada Konferensi Islam ke-2 ASEAN di Nusa Dua pada Jumat (23/12/2022).
Masih menurut Gus Yahya, untuk masuk dalam pergaulan global, satu satunya cara bagi Arab Saudi adalah dengan menggeser gestur yang sebelumnya kaku menjadi lebih moderat.
Dalam dunia Islam, Gus Yahya melanjutkan, Arab Saudi adalah Negara yang paling penting karena Masjid Makkah dan Masjid Madinah berada di dalam kedaulatannya. Sementara Indonesia juga diperhitungkan dalam dunia Islam karena memiliki jumlah penduduk Islam terbesar di dunia.
“Kerja sama Arab Saudi dan Indonesia ini penting sekali, karena dunia Islam (harus) membangun dinamika yang sungguh-sungguh signifikan untuk berkontribusi dalam perbaikan pergaulan internasional,” tegasnya
Di hadapan 140 peserta dari unsur ulama, akademisi, dan intelektual negara anggota ASEAN, Gus Yahya menyampaikan adanya ketegangan antara referensi yang masih digunakan oleh komunitas-komunitas Muslim di berbagai belahan dunia, dengan kenyataan peradaban hari ini.
“Ketegangan ini perlu dijembatani, NU melangkah dengan berbagai pikiran dari para ulamanya, dan yang paling tegas tahun 1989, NU sudah menyatakan pentingnya melakukan kontekstualisasi pemikiran keagamaan dengan konteks realitas kekinian,” jelas Gus Yahya.
Gus Yahya juga berharap, konferensi yang kali ini bekerja sama antara Kementerian Agama dan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Saudi Arabia bisa terus dilanjutkan.
“Saya berharap di pertemuan-pertemuan selanjutnya dibahas masalah-masalah yang lebih konkret, bukan hanya hal hal yang normatif saja yang dibicarakan, tetapi yang konkret terkait dengan antagonisme di tengah masyarakat, terkait dengan kesetaraan hak, martabat umat manusia, dan hal lainnya,” papar dia.
Kontributor: Abdul Karim Abraham
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Kick Off Harlah Ke-102 NU Digelar di Surabaya
2
Pelantikan JATMAN 2025-2030 Digelar di Jakarta, Sehari Sebelum Puncak Harlah Ke-102 NU
3
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
4
Respons Gus Yahya soal Wacana Pendanaan Makan Bergizi Gratis Melalui Zakat
5
Kebakaran di Los Angeles: Api Tak Kunjung Padam, 24 Orang Meninggal
6
Presiden Prabowo Sebut Jepang Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia
Terkini
Lihat Semua