Nasional

Gus Yahya Jelaskan Fungsi Perkum Bahtsul Masail Hasil Konbes NU 2024

Rab, 6 Maret 2024 | 11:00 WIB

Gus Yahya Jelaskan Fungsi Perkum Bahtsul Masail Hasil Konbes NU 2024

Ketum PBNU Gus Yahya saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Konferwil XVI NU Jateng di Kota Pekalongan, pada Selasa (5/3/2024) kemarin. (Foto: dok. istimewa)

Pekalongan, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan fungsi Peraturan Perkumpulan (Perkum) Bahtsul Masail yang menjadi hasil dari forum Konferensi Besar (Konbes) NU di Yogyakarta, pada 30 Januari 2024 lalu. 


"Dalam Konbes di Jogja kita bahas struktur bahtsul masail, supaya bahtsul masail kita terstruktur. Karena dalam setiap (ada) masalah orang-orang alim di NU ada (dimintai) tanggapan sehingga bahtsul masail bisa terjadi di mana-mana di lingkungan mana pun," kata Gus Yahya. 


Penjelasan mengenai fungsi Perkum Bahtsul Masail ini disampaikan Gus Yahya dalam Pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) XVI NU Jawa Tengah, di Gedung Aswaja NU Jalan Sriwijaya 2, Kota Pekalongan, pada Selasa (5/3/2024).


Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa sejak dahulu hingga kini, sangat banyak pengurus NU, baik dalam zona Pengurus Ranting (PR), Majelis Wakil Cabang (MWC), atau Pengurus Cabang (PC) mengadakan bahtsul masail, sehingga kepengurusan PBNU saat ini perlu memikirkan struktur yang jelas.


"Supaya ada hierarki, sehingga bobot kesimpulan bahtsul masail seperti apa atau wewenang untuk menyatakan sebagai irsyad (petunjuk) yang berlaku umum itu di tangan siapa? Ada di wewenang siapa? Ini yang harus kita atur," jelas Gus Yahya.


"Itu dibahas di dalam Konbes Jogja kemarin Perkum Bahtsul Masail di Jogja kemarin. Itu yang kita butuhkan membuat bangunan rumah diniyyah itu," tambahnya.


Ia pun mengingatkan agar segala keputusan yang tertuang atas nama NU harus berdasarkan pada pertimbangan agama atau syariah, sehingga harus didasarkan kepada pertimbangan syariah.


"Kalau tidak ketemu pertimbangan syariahnya tidak boleh dijadikan keputusan. Ini konsekuensinya tidak boleh pertimbangannya asal untung-rugi, pertimbangannya asal enak enggak enak, pertimbangan menang-kalah," jelasnya.


Gus Yahya menjelaskan bahwa di dalam sejarah, semua keputusan NU selalu dibuat dengan berlandaskan pada pertimbangan syariah. Sebab bagi orang-orang beriman, kata Gus Yahya, keseluruhan hidup adalah berdasarkan agama. 

 

Saat penutupan Konbes NU pada akhir Januari 2024 lalu, Gus Yahya menyampaikan bahwa PBNU berhasil menyelesaikan sejumlah Perkum baru dan merevisi beberapa Perkum. Hal tersebut merupakan sebuah upaya NU dalam memacu dan meningkatkan kinerja dan khidmah organisasi kepada masyarakat.


"Dua Konbes sebelumnya menyusun bangunan dari keseluruhan desain. Khusus dalam Konbes ini, kita menyelesaikan elemen yang pertama untuk meningkatkan kinerja organisasi di dalam melaksanakan mekanisme-mekanisme yang tadi kita tularkan dalam perkumpulan keorganisasian," terang Gus Yahya.