Gus Rifqil: Dampak Negatif Media Sosial Bisa Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
NU Online · Selasa, 2 April 2024 | 10:00 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah Gus Rifqil Muslim Suyuthi (tangkapan layar YouTube NU online)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah Gus Rifqil Muslim Suyuthi mengatakan dampak distraktif media sosial pada anak-anak dapat memengaruhi perkembangan dan tumbuh kembang mereka.
Hal ini diungkapkannya dalam talkshow spesial Ramadhan bertema Personal Branding Gen Z Tetap Islami yang digelar oleh PP IPPNU bekerja sama dengan Lembaga Dakwah PBNU di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta pada Senin (1/4/2024).
"Rata-rata anak sekarang sudah pegang hp sendiri. Ini berbeda dari anak-anak yang sejak kecil tidak pegang hp. Sama halnya dengan usia remaja di SMP dan SMA sederajat yang sekolah di luar pesantren dan dalam pesantren distraksinya juga berbeda," ungkapnya.
Gus Rifqil menyebutkan bahwa anak-anak yang hidup di pesantren tidak diberikan akses untuk menggunakan hp sehingga mereka dapat fokus lebih baik dalam belajar.
Meskipun di pesantren tidak mencapai 100 persen efektivitasnya, tetapi ini lebih baik dibandingkan dengan di luar pesantren di mana anak-anak lebih mudah terdistraksi karena mereka dapat menggunakan hp selama 24 jam.
"Kadang informasi yang diperoleh dari hp tidak selalu baik, namun ada juga yang tidak baik. Saya tidak mengatakan bahwa orang yang menggunakan hp adalah buruk, tetapi distraksi yang ditimbulkan oleh penggunaan hp ini sangat berbahaya jika tidak dapat disaring dengan baik," jelasnya.
Di era sosial media, Gus Rifqil mendorong pentingnya prinsip saring sebelum sharing, yaitu tidak sembarangan mem-posting di media sosial. Dalam ilmu mantiq atau ilmu filsafat Arab, khabar dapat terbagi menjadi dua, yaitu adakalanya benar dan adakalanya tidak benar, fakta dan hoaks.
"Kalau benar kita bisa melihat manfaat atau tidak untuk kita share. Meskipun benar kalau tidak manfaat jangan di-share. Ini berbeda dengan kabar hoaks jangan di-share," jelasnya.
Terlepas dari itu semua, generasi muda perlu melindungi diri mereka sendiri dengan baik, dengan bimbingan dari stakeholder terdekat. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi pendidikan dan perkembangan anak-anak.
Mengutip maqalah al um madrasatul ula yang menyatakan bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, tapi tidak boleh berhenti di situ karena ada lanjutan maqalah wal abu mudiiruha yang berarti bahwa ayah adalah kepala sekolahnya.
"Ketika guru dan kepala madrasah bekerja sinkron maka murid yang dihasilkan juga akan baik. Oleh karena itu, kerja sama yang baik antara orang tua sangat diperlukan dalam membimbing anak-anak," pungkasnya.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua