Nasional

Gus Iqdam: Enaknya Jadi Orang NU Selalu Didoakan dan Sanadnya Jelas

Rab, 2 Agustus 2023 | 23:00 WIB

Gus Iqdam: Enaknya Jadi Orang NU Selalu Didoakan dan Sanadnya Jelas

Gus Iqdam saat menyampaikan ceramah. (Foto: YouTube NU Channel)

Jakarta, NU Online
Pendakwah milenial Agus Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam, mengatakan bahwa menjadi orang Nahdlatul Ulama (NU) itu enak. Karena selalu didoakan, bahkan sampai mati. Kemudian juga sanad NU itu jelas.


“Yang jelas di NU itu enak, berangkat ngaji nggak berangkat ngaji kita mendapatkan doa, mesti didoakan jamiil muslimin wal muslimat, NU itu setiap habis shalat seperti itu. Matipun kita juga didoakan, ada yang mengurusi,” ujarnya pada tayangan YouTube NU Channel diakses NU Online, Rabu (2/8/2023).


Gus Iqdam menegaskan, tidak usah khawatir menjadi orang NU, insyaallah keramat sampai mati dan terus mendapatkan doa. “Makanya saya itu enak, suka dengan NU itu nggak muluk-muluk. Nomor dua di NU pasti mengurus umat. Alhamdulillah NU identik dengan sanad,” terangnya.


Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilut Taubah, Pesantren Mambaul Hikam II itu mengungkapkan, bahwa setiap malam Selasa di rumahnya rutin selalu hadir 2000 orang tanpa diundang. Hal tersebut, menurutnya, tidak lepas dari barakah sanad keilmuan kiai-kiai NU.


“Lah itu semua karena barakah sanad keilmuan. Makanya kiai-kiai NU itu dari dulu ya barakahnya luar biasa, karena segala sesuatunya itu ada sanad keilmuannya,” imbuh Gus Iqdam.


Alumnus Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri itu mengingatkan bahwa hidup di kota metropolitan seperti Jakarta jangan sampai salah dalam memilih pengajian dan memilih ustadz. Harus dilihat terlebih dahulu sanad keilmuannya.


“Terpenting dilihat dulu sanad keilmuannya, itu identik ciri khasnya NU ya seperti itu. Alhamdulillah kiai NU itu selalu menentramkan, menyenangkan. Bahkan, selalu memberi peluang orang yang memiliki kapasitas apapun bisa khidmah, tidak semuanya harus ilmiah, mungkin yang bisa hafal Qur’an mengadakan Semaan Al-Qur’an,” jelasnya.


Gus Iqdam berharap agar warga Nahdliyin di kota besar jangan minder dan bisa menjadikan NU besar di kota besar. Kemudian juga menjadi pelopor kerukunan perdamaian, penyebar agama yang rahmatan lil alamin.


“Jadi di NU itu semuanya canggih kabeh (keren sekali), yang bisa masak bisa bermanfaat, yang bisa menata acara bisa bermanfaat, semuanya bisa bermanfaat,” pungkasnya.