"Dua sosok utama ini berada dalam satu jiwa, satu tubuh, satu pikiran, apa itu? Sosok agamis, sosok ulama, tapi sekaligus nasionalis,” kata Robikin saat menjadi pembahas pada acara bedah buku yang diselenggarakan di Aula Gedung Bung Hatta, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (22/1). Bedah buku diselenggarakan Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta.
Menurut Robikin, negara-negara di Timur Tengah mudah terjadi konflik karena tidak adanya sosok ulama dan nasionalis pada diri seseorang. "Nah, di Indonesia tidak seperti di sana. Dan Gus Dur satu di antara tokoh yang berhasil menjadikan dirinya sebagai ahli di bidang agama, ulama sekaligus nasionalis," kata Robikin.
Sosok Gus Dur disebut Robikin seperti citra diri yang diharapkan oleh kakeknya, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, yakni walau pun ulama, tapi juga memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya sebagaimana doktrin yang selama ini berkembang di NU, hubbul wathon minal iman.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa di antara bentuk cinta Gus Dur kepada negaranya adalah dengan berupaya membuat masyarakat Indonesia menghargai hak asasi manusia, termasuk melindungi hak-hak minoritas, dan membuka kran demokrasi.
"Itu adalah salah satu bentuk rasa cinta Gus kepada tanah air," ucap pria yang juga menjabat sebagai Stafsus Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin itu.
Selain Robikin, bedah buku yang dimoderatori Kurniawati itu juga mendatangkan dua narasumber lainnya, yakni Direktur NU Online Savic Ali dan penulis buku 'Menjerat Gus Dur' Virdika Rizky Utama.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua