Jember, NU Online
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) identik dengan perdamaian. Sikapnya yang moderat dan menghormati kelompok minoritas serta toleransinya yang tinggi terhadap keberagaman, telah menahbiskan Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.
Hal tersebut diakui putrinya, Yenny Wahid saat menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Gus Dur di Yayasan Raudlah Darus Salam, Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember, Jawa Timur, Selasa malam (27/12).
Menurut Ning Yenny, pesan Gus Dur, baik yang terucap maupun yang tersirat dari sikapnya adalah pesan perdamaian untuk bangsa dan negara. Karena Gus Dur adalah tokoh NU, maka apa yang disampaikan Gus Dur terkait pesan perdamaian, tentu tak lepas dari konteks keislaman. “Pemikiran Gus Dur menjadi inspirasi bagi masyarakat dunia bahwa Islam mengajak persaudaraan dan perdamaian,” ucapnya.
Di bagian lain, Yenny juga menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam menerima informasi yang tidak jelas sumbernya, lebih-ebih yang beredar di media sosial. Imbauan tersebut ia sampaikan sebagai respon terhadap munculnya suara-suara sumbang bahwa Presiden Joko Widodo dan ibunya adalah kader PKI.
Menurut dia, tudingan itu sangat keji dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Tuduhan itu tidak benar, karena saya kenal dengan salah seorang kiai, yang ibunya Jokowi ikut dalam majlis taklimnya,” jelas Ning Yeni.
Sedangkan Bupati Jember, Faida yang juga diberi waktu untuk memberikan sambutan, menegaskan bahwa Gus Dur adalah sosok yang bijaksana dan selalu mengedepankan kepentingan orang banyak.
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu diingat dari sosok dan sikap Gus Dur sebagai pelajaran bagi bangsa Indonesia. Misalnya, saat Gus Dur mau dilengserkan dari posisinya sebagai Presiden Republik Indonesia. Beliau pun pasrah dan meletakkan jabantanya tanpa memunculkan keributan. “Sebab, seperti yang beliau bilang bahwa tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian,” cetusnya.
Begitu juga tentang kemanusian. Dalam pandangan Gus Dur, kemanusiaan adalah segala-galanya. Kemanusiaan harus diutamakan, dan tidak boleh dikalahkan oleh apapun, termasuk urusan politik. “Gus Dur bilang, kalau ada yang lebih penting dari politik dan kekuasaan adalah kemanusiaan,” lanjutnya.
Acara tersebut selain dihadiri oleh Bupati Faida dan Ning Yeni, juga hadir antara lain, KH. Payage (Papua), Kapolres Jember, Kusworo, HM. Arum Sabil, Gusdurian Tapal Kuda, Dhohir Farisi dan masyarakat sekitar. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua