Nasional

Guru Madrasah Harus Kuasai Empat Kompetensi

NU Online  ·  Rabu, 8 Juli 2015 | 07:30 WIB

Tangerang, NU Online
Guru adalah pilihan profesional yang menuntut penguasaan kompetensi khusus dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Sedikitnya ada empat kompetensi yang harus dikuasai untuk menjadi guru yang profesional, yaitu pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.
<>
Hal ini disampaikan Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Ishom Yusqi di hadapan peserta “Orientasi dan Pemagangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) MAN Insan Cendekia” yang berlangsung sejak  3-8 Juli 2015 di Kota Tanggerang seperti dilaporkan oleh situs kemenag.go.id. 

Menurutnya,   kompetensi paedagogik mutlak dimiliki oleh guru. Yaitu kemampuan mengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan dan kemampuan memberikan variasi-variasi pembelajaran yang menarik. 

“Penguasaan paedagogis akan menjadikan guru pintar mengajar dan pemebelajaran akan sangat menyenangkan,” kata Ishom Yusqi.

Kompetensi profesional, lanjut Ishom, meniscayakan agar guru betul-betul menguasai materi pembelajaran dengan baik, mengupdate ilmu pengetahuan, dan membaca buku-buku yang segar, bukan buku-buku yang telah kadaluarsa. 

“Buku hanya mentransfer ilmu 10 tahun ke belakang, kalau mengajar dengan buku yang usang hanya akan mengajar museum-museum pengetahuan,” pesannya.

Di hadapan 120 guru dan pembina asrama MAN Insan Cendekia, Ishom Yusqi juga mengingatkan pentingnya seorang guru mempunyai kepribadian yang baik, akhlak yang baik, apalagi guru di MAN IC dengan sistem boarding school. 

“Dengan kompetensi kepribadian guru harus mampu berinteraksi dengan siapapun untuk menanamkan pribadi yang unggul terhadap para muridnya,” tegas Ishom Yusqi.

Kompetensi lain yang tak kalah penting, lanjut Ishom Yusqi, adalah kompetensi sosial. Guru MAN Insan Cendekia harus pandai membangun koneksi sosial dengan teman sejawat, keluarga dan masyarakat sekitar. Kegagalan berkomunikasi dengan teman dan masyarakat akan menjadikan tugas menjadi pendidik menjadi berat.

Ishom menambahkan bahwa  Ditjen Pendidikan Islam akan terus berupaya memberikan layanan agar hak dan kewajiban guru bisa terpenuhi, seperti: pembinaan karir guru, penghargaan, dan hak berorganisasi.  

“Guru yang berprestasi dengan yang tidak harus dibedakan, jangan sampai di samakan,” tandas Ishom Yusqi. 

Diinformasikan, Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah, sedang menginisiasi pendirian MAN Insan Cendekia di 20 Provinsi di Indonesia. Enam di antaranya telah siap beroperasi tahun Pelajaran 2015/2016, yaitu:  MAN IC Aceh Timur, Siak Riau, OKI Sumatera Selatan, Bangka Tengah Babel, Pekalongan, dan MAN IC Paser Kalimantan Timur. Untuk memastikan proses pendidikan bisa berjalan dengan baik dan tetap berorientasi pada peningkatan mutu, Dit Pendidikan Madrasah membekali calon Kepala Madrasah, Guru, dan Pembina Asrama yang akan ditugaskan di enam MAN IC tersebut. 

Sementara itu, Sekretaris Projek Manajemen Unit (PMU) MAN Insan Cendekia, Ruchman Basori mengatakan bahwa kegiatan orientasi dan pemagangan bagi PTK MAN IC ini sebagai piranti agar para Kepala Madrasah, Guru dan Pembina Asrama memahami tugas-tugas menjalankan MAN IC. “Kesamaan pandang, kesamaan pikir dan kesamaan langkah dalam mengembangkan MAN IC harus dimiliki oleh mereka, sehingga ikhtiar mereplikasi keunggulan MAN IC yang telah ada dapat terwujud,” kata Ruchman Basori. 

Makanya selain diberikan materi teotitis tentang pendidikan, pembelajaran, kurikulum dan evaluasi dan manajemen pengembangan MAN IC, peserta kata Ruchman Basori dimagangkan di MAN IC Serpong untuk beberapa waktu. Red: Mukafi Niam