Nasional

Generasi Milenial Butuh Pendamping Atasi Masalah yang Dihadapi

NU Online  ·  Ahad, 11 November 2018 | 12:30 WIB

Generasi Milenial Butuh Pendamping Atasi Masalah yang Dihadapi

Hari Usmayadi (kanan) bersama narasumber di Cangkir Sembilan.

Surabaya, NU Online
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) mengingatkan tantangan yang dihadapi memasuki revolusi industri 4.0 ini. Dengan kemudahan mengakses dunia luar lewat gawai, generasi muda cenderung ingin memperoleh solusi secara cepat atas masalah yang dihadapi.

Hal tersebut disampaikan Hari Usmayadi saat menjadi narasumber pada diskusi Cangkir Sembilan. Kegiatan berlangsung di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya, Sabtu (10/11).

“Sekedar diketahui, angka pengguna internet di Indonesia sudah mencapai separuh dari seluruh penduduk,” kata Cak Usma, sapaan akrabnya. Dengan tingginya angka tersebut, mayoritas menginginkan mendapatkan solusi atas seluruh problematika yang dihadapi hanya lewat gawai, lanjutnya.

Karenanya, jangan heran kalau kebanyakan masyarakat khususnya anak muda lebih percaya terhadap gawai. “Ada masalah apa saja, mereka tidak lagi bertanya kepada mereka yang memiliki kompetensi sekalipun,” ungkapnya.

Kecenderungan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Nahdlatul Ulama. “NU harus hadir menyapa anak muda dan menawarkan problem solving,” katanya.

Menghadapi tantangan seperti ini, maka yang harus dilakukan adalah dengan memberikan panduan kepada anak muda dengan konten sesuai usia mereka. “Bisa berupa buku praktis khas remaja maupun mahasiswa demi memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi,” jelasnya.

Pada saat yang sama, juga harus sudah disiapkan layanan digital yang memungkin untuk turut menjawab problematikan khas anak muda. “Hal ini demi membimbing mereka lewat aplikasi praktis  dengan solusi sesuai masalah yang dihadapi,” urainya.

Masalah yang juga harus segera dijawab adalah bagaimana memberikan pendampingan atas rencana hidup mereka di masa depan. “Dari mulai kapan mereka selesai studi, pekerjaan yang sesuai, rencana menikah dan seterusnya,” ungkapnya.

Dan tantangan ini juga harus bisa dijawab oleh NU dan juga santri. “Harapan kami, santri mampu menapaki era industry ini dengan turut terlibat secara aktif,” kata Cak Usma. Bukan malah menambah daftar para pengangguran, lanjutnya.

Dalam bayangannya, para santri mampu memberikan solusi atas masalah yang dihadapi generasi muda. “Bahkan bisa menjadi generasi kelas menengah yang mapan,” pungkasnya. 

Cangkir Sembilan menghadirkan narasumber lain yakni Kiai Ma’ruf Khozin. Ketua Aswaja NU Center Jatim ini berbicara dakwah santri di era digital. Juga ada Fauzi Priambodo selaku pendiri dan pemilik Teamwork, Abdul Rachman dari NUjek, serta Irfan Wahid atau Gus Ipang selaku Ketua Pokja Industri Kreatif KEN atau Komite Ekonomi Industri Nasional. (Ibnu Nawawi)