Nasional KONBES NU 2020

Gelar Konbes Virtual, Bukti NU Mampu Beradaptasi dengan Zaman

Rab, 23 September 2020 | 04:30 WIB

Gelar Konbes Virtual, Bukti NU Mampu Beradaptasi dengan Zaman

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj sedang menyampaikan pidato pada pembukaan Konbes NU. (Foto: Tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Konferensi Besar (Konbes) pada Rabu (23/9). Forum permusyawaratan tertinggi di organisasi NU setelah muktamar ini digelar secara virtual. 


Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan bahwa penyelenggaraan konbes secara virtual adalah kali pertama dalam sejarah NU. Hal ini membuktikan, NU tidak ketinggalan dalam beradaptasi dengan zaman.


“Ini pertama kali dalam sejarah NU, rapat organisasi dalam skala nasional dilaksanakan secara virtual. Ini menunjukkan bahwa NU tidak ketinggalan. Tetapi mampu beradaptasi dengan zaman dan mampu memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya,” kata Kiai Said.


Kiai Said menambahkan, sedianya forum konbes akan dilaksanakan berbarengan dengan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU pada Maret 2020 lalu di Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.


“Namun, Allah memiliki kehendak lain. Pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020 sehingga dengan pertimbangan yang sangat matang dan dengan kearifan PBNU, kami memutuskan untuk menunda pelaksanaan konbes ini,” jelas kiai kelahiran Cirebon, 67 tahun lalu ini.


Penundaan penyelenggaraan Konbes itu, lanjut Kiai Said, bukan lantaran PBNU kurang memiliki rasa tawakkal kepada Allah. Namun, lebih karena menjaga keselamatan bersama yang lebih diutamakan dari segalanya.


Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini menegaskan, PBNU telah siap memasuki era industri 4.0. Bahkan, lanjut dia, PBNU juga sudah siap untuk beradaptasi di era 5.0. 


“NU tidak boleh ketinggalan teknologi. Walaupun kita juga tetap memakai sarung, peci hitam, dan tradisionalitas yang tidak boleh ditinggalkan,” pungkas Profesor di bidang Ilmu Tasawuf ini.


Muktamar NU Ditunda
Kiai Said menjelaskan bahwa konbes yang diselenggarakan secara virtual kali ini adalah untuk memutuskan pelaksanaan Muktamar ke-34 NU. Sebab, PBNU menyadari bahwa pandemi Covid-19 masih belum bisa terkendali.

“Bahkan beberapa hari yang lalu, ada 4000 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus positif Covid-19 di Jakarta dan Jawa Timur terbanyak,” jelasnya.


Kiai Said juga menyebutkan, di Kemenag RI bukan hanya Menteri Agama Fachrul Razi saja yang positif Covid-19, tetapi beberapa pejabat di lingkungan Kemenag juga terkena virus berbahaya ini. Begitu pun di Pemprov DKI Jakarta yang bukan saja H Saifullah (Sekda) yang wafat karena Covid-19. Tetapi beberapa pejabat seperti kepala dinas juga banyak dirawat.


“Bahkan, beberapa kiai juga banyak yang terkena Covid-19 dan banyak yang wafat. Tetapi yang sembuh dari Covid-19 juga banyak,” ungkap Kiai Said.


Oleh karena banyaknya korban yang berjatuhan, maka PBNU menunda pelaksanaan Muktamar ke-34 NU. Penundaan ini juga karena PBNU mendengarkan berbagai masukan dari pengurus NU di tingkat wilayah, cabang, dan luar negeri.


“Sebanyak 34 PWNU, 380 PCNU dan PCINU telah mengirimkan surat pemunduran agenda Muktamar NU,” kata Kiai Said.


Oleh karena itu, pertimbangan atas penundaan Muktamar NU adalah soal keselamatan jiwa dan kemanusiaan. Karenanya, ia merasa penting agar pembahasan mengenai penyelenggaraan Muktamar NU dilakukan dan segera diputuskan dalam agenda Konbes hari ini.


“Saya yakin semua peserta konbes memiliki kepentingan yang sama yaitu keselamatan warga dan masyarakat NU. Sikap ini mari kita ambil dengan sikap yang tulus-ikhlas dan tidak ada kepentingan apa pun,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori